Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa Pejuang Al-Qassam Melawan Musuh Tanpa Sepatu dan Tanpa Seragam Militer?

Hasanatun Aliyah - Jumat, 1 Desember 2023 - 19:16 WIB

Jumat, 1 Desember 2023 - 19:16 WIB

6 Views

Hal ini menarik perhatian masyarakat dunia yang menonton video yang disiarkan oleh media berafiliasi dengan militan Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, bahwa pejuang Palestina bergerak melawan musuh tanpa mengenakan seragam dan sepatu militer.

Pensiunan pakar militer Yordania, Kolonel Muhammad Al-Muqafa, mengomentari hal ini, saat diwawancarai media Palestina Quds Press dengan mengatakan, “Perlawanan Palestina yang keluar dari terowongan untuk menembak sasaran atau menghancurkan kendaraan militer Israel, tidak akan masuk lagi ke terowongan tempat dia keluar. Kami juga tidak menemukan pejuang perlawanan dari Brigade Al-Qassam mengenakan seragam militer atau sepatu bot militer. Ini dilakukan supaya tidak terlihat oleh pengawasan agen atau pesawat pengintai Israel.”

“Perlawanan Palestina sangat teliti dengan tidak meninggalkan jejak setelah melakukan operasi, oleh karena itu mereka tidak ingin menjadi sumber kecurigaan bagi orang lain, sehingga mereka menggunakan metode tersebut. Metode sembunyi – sembunyi dari pandangan pasukan Zionis Israel di Jalur Gaza. Setelah melaksanakan operasi, atau sebelum melaksanakan operasi,” kata Kolonel Muhammad Al-Muqafa.

Pakar militer Yordania itu menunjukkan bahwa, “adalah kesalahan taktis jika perlawanan tidak diikuti musuh. Jika anggota perlawanan meninggalkan pintu terowongan, dan kemudian kembali ke sana setelah menjalankan misi tempurnya, hal ini akan mengindikasi mulut terowongan, yang kemudian akan dibom oleh pesawat Israel, karena  akan dipantau terus oleh pesawat Israel.”

Baca Juga: Brigade Al-Qassam: Helikopter Israel Kena Tembak Rudal SAM 7

Sementara itu, jurnalis yang berspesialisasi dalam urusan militer, Tayseer Abu Hassan, menunjukkan bahwa pejuang perlawanan Palestina bergerak tanpa bot militer dengan maksud untuk mencapai dua tujuan: “Yang pertama adalah tidak meninggalkan jejak sepatu apa pun di belakang mereka yang menjadi petunjuk tempat keberangkatan mereka dan tempat markas mereka. Tencatat bahwa tapak kaki telanjang tidak meninggalkan bekas sebesar tapak sepatu. Kedua, agar mereka dapat menyelinap ke sasaran musuh tanpa mengeluarkan suara apa pun yang mungkin dihasilkan oleh sepatu.”

Sejak dimulainya serangan darat Pendudukan Israel di Jalur Gaza, setidaknya lebih 200 kendaraan militer termasuk tank baja dan kendaraan pengangkut pasukan telah berhasil dihancurkan sebagian atau penuh oleh pejuang Palestina. Termasuk puluhan tentara terbunuh dan ratusan mengalami luka-luka.

Sejak 7 Oktober pagi pejuang Palestina meluncurkan serangan dadakan yang mengejutkan di wilayah pendudukan ilegal Israel, Ashkelon. Menyusul serangan itu, pasukan Pendudukan Israel mulai membombardir Gaza, selama 49 hari.

Menurut angka terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Palestina pada Senin (27/11), jumlah korban pengeboman Israel di Jalur Gaza, lebih dari 15.000 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 9.000 wanita dan anak-anak, serta 7.000 dinyatakan hilang, kemungkinan berada di bawah reruntuhan dan lebih dari 30.000 lainnya terluka.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air ke Gaza, serta mengurangi pasokan bantuan hingga hanya sedikit.

Pada Jumat (24/11), Hamas dan Israel yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir telah mencapai kesepakatan gencatan selama 4 hari dengan syarat pertukaran 50 tawanan Israel, tidak termasuk warga Asing, dengan 150 tahanan Palestina, sementara sekitar 7.500 warga Palestina berada di penjara-penjara Israel. Dalam kesepakatan, selama gencatan senjata tidak ada aktivitas serangan yang dilakukan pendudukan Israel ataupun pejuang Palestina di wilayah Gaza. Setelah berakhir, gancata senjata diperpanjang 3 hari, hingga Kamis (30/11).

Di tengah kesepakatan gencatan senjata, Israel masih melanjutkan operasi penangkapan dan menembakkan kepada warga Palestina di luar wilayah Gaza, setidaknya 100 lebih warga Palestina ditangkap kembali dan dipenjara Israel tanpa tuduhan yang mendasar, dan beberapa warga terbunuh akibat serangan tembakan yang dilakukan pasukan Pendudukan.

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Gencatan senjata telah berakhir, media Palestina melaporkan pada Jumat (1/12) pasukan Pendudukan Israel kembali melancarkan serangan baru dengan menjatuhkan bom-bom dibeberapa tempat di Jalur Gaza, menyebabkan 30 warga syahid dan puluhan lainnya terluka.

Brigade Al Qassam melaporkan, pejuang Palestina telah meluncurkan roket-roket ke Bersheba, Ashkelon dan Sderot sebagai balasan atas serangan pendudukan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza.

Sebuah roket yang ditembakkan oleh pejuang dari Jalur Gaza jatuh ke pemukiman dan menghantam sebuah kendaraan pemukim yang menyebabkan kebakaran kendaraan.(T/R5/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sebanyak 35.000 Warga Palestina Shalat Jumat di Masjid Al Aqsa

Rekomendasi untuk Anda