Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Taruna Akademi Kepolisian Santri Peserta MTQ Nasional

Rana Setiawan - Sabtu, 6 Agustus 2016 - 21:58 WIB

Sabtu, 6 Agustus 2016 - 21:58 WIB

953 Views

Farhan Arief S, Taruna Akpol Peserta MTQN ke-26 Tahun 2016 di NTB. (Syams/Kemenag).

Peserta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Tahun 2016 ternyata tidak hanya didominasi oleh kalangan dan profesi serta berlatarbelakang pendidikan tertentu, seperti santri, akademisi, atau seniman untuk cabang Khattil Quran.

MTQ tahun ini juga diikuti seorang Taruna Santri (Tarsan) dari Akademi Kepolisian sebagai pesertanya, dan tidak tanggung-tanggung, ia adalah peserta cabang Musabaqah Makalah Ilmiah Al-Quran. Demikian keterangan pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Ia adalah Taruna Santri (Tarsan), bernama Farhan Arif, peserta MTQ yang menjuluki dirinya sebagai Tarsan, Taruna Akademi Kepolisian di Semarang.

Ia berhasil maju menjadi utusan Provinsi Jawa Tengah untuk ikut dalam ajang MTQ setelah lolos menjadi juara pertama MTQ Tingkat Provinsi Jawa Tengah sesudah berhasil mempertahankan makalahnya yang berjudul Revolusi Mental Ala Jokowi Menurut Perspektif Al-Quran.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Pria muda yang setia mengenakan seragam taruna, lengkap dengan seragamnya selama mengikuti MTQ ini, menyelesaikan pendidikan menengahnya selama enam tahun di Pondok Pesantren Modern Darul el-Qolam Gintung Balaraja, Tangerang.

Tak heran, Farhan mentasbihkan dirinya sebagai Tarsan, Taruna Santri, karena pernah nyantri di pondok pesantren, sehingga ia mempunyai wawasan keilmuan agama yang relatif mumpuni. Ia menampik, kalau dirinya dipilih karena seragam yang ia kenakan.

Selama menjalani pendidikan di Akpol, ia terus mengembangkan kecintaannya memperdalam ilmu-ilmu Al-Quran melalui bacaan sejumlah buku dan tafsir yang ia baca di sela senggang dan istirahat pendidikan yang memiliki jadwal ketat.

Lalu mengapa ia memutuskan melanjutkan pendidikannya di Akpol ? Diakuinya, awal memilih pendidikan di Akpol yang mencetak calon-calon perwira polisi tersebut adalah pilihan berat, terlebih masih ada pandangan minor masyarakat terhadap polisi. Namun berbekal wejangan kyai-nya, akhirnya ia bulat memutuskan untuk menjadi seorang polisi.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

“Saya selalu teringat pesan kyai, dan tidak akan pernah dilupakan, kalau Kyai ngga bisa jadi Polisi, tapi Polisi Insya Allah bisa jadi Kyai,” ujar Farhan Arif saat bertemu dengan wartawan peliput MTQ di Media Center MTQN ke-26 di Kawasan Islamic Center Kota Mataram, Jumat (5/8) sore.

Farhan mengatakan kalau Polisi bisa hadir dalam berbagai bidang, ia tidak ingin Polisi hanya dimaknai terbatas, mengenakan seragam, mengatur lalu lintas dan sebagainya, tetapi ia ingin mengungkapkan makna lebih dari Polisi, bahwa Polisi juga memiliki nilai lebih di mata masyarakat.

“Saya ingin, di mana kehadiran Polisi, bisa membuat masyarakat nyaman. Dan saya juga ingin menunjukan dalam MTQ ini, bahwa polisi tidak hanya berpartisipasi dalam pengamanan, tapi juga berpartisipasi sebagai peserta,” ujarnya.

Diakuinya, ia hanyalah partikel kecil di lembaga kepolisian yang sudah besar, tapi ia berharap besar, kehadiran dan keikutsertaannya dalam MTQ ini bisa menyatukan partikel-partikel kecil menjadi partikel besar, yaitu lembaga Polri yang dicintai masyarakat.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

“Harapan saya hanya satu, menjadi anggota Polri yang dicintai masyarakat,” pungkasnya.

(Rana/P2)

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia