Mengintip Sisi Religius di PLTA Terbesar di Asia Tenggara

Beribadah adalah kewajiban bagi setiap pemeluk agama, tidak terkecuali seorang Muslim. Sebagai tiang agama, shalat tidak bisa digantikan seperti puasa atau ibadah yang lainnya. Namun bagaimana, jika aktivitas yang wajib dikerjakan lima kali sehari ini terhambat karena alasan terikat pekerjaan di sebuah perusahaan?

Kekhawatiran itu, tidak berlaku bagi ratusan karyawan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata. Justru mereka dihimbau untuk melaksanakan shalat tepat waktu dan berjamaah.

PT Pembangkit Jawa-Bali, Anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara () itu memfasilitasi karyawan dengan mendirikan Masjid Jami Nurul Falah untuk menampung jamaah karyawan shalat.

“Jadi, karyawan itu setiap harinya ketika adzan berkumandang, mereka segera meninggalkan semua aktivitasnya untuk menunaikan shalat berjamaah di masjid,” kata Rohim Suanda Kurniawan,  Analysis Manajemen Mutu, Risiko dan Kepatuhan.

Di padatnya jadwal aktivitas para karyawan, bukan menjadi alasan mereka untuk shalat terlambat. Bahkan beberapa diantaranya hadir ke masjid, sebelum adzan berkumandang. Ini tidak hanya berlaku untuk karyawan saja tetapi seluruh jajaran direksi.

Meski peraturan itu baru diresmikan pada 5 April lalu, melalui surat edaran Nomor 001.K/012/DIR/2016, namun karyawan dengan tertib dan taat sudah menjalankan amanat itu.

“Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak pada 1984, jauh sebelum peraturan itu dibuat,” kata Rohim.

Adapun peraturan tentang shalat tepat waktu bagi karyawan dan karyawati di lingkungan PT Pembangkit Jawa-Bali berbunyi sebagai berikut;

Dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, maka dengan ini kami menghimbau kepada seluruh karyawan dan karyawati di Lingkungan PT Pembangkitan Jawa Bali yang beragama Islam agar dapat menghentikan seluruh aktivitas masing-masing ketika adzan telah berkumandang, untuk kemudian segera melaksanakan shalat berjamaah di masjid atau mushola terdekat (kecuali dalam kondisi urgen atau darurat dan atau pekerjaan yang bersifat Operator.

Diharapkan kepada seluruh karyawan dan karyawati untuk melaksanakan himbauan ini dengan sebaik-baiknya, mengingat dengan pelaksanaan shalat tepat waktu dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT yang pada akhirnya meraih keberkahan untuk PT Pembangkitan Jawa Bali.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan, rahmat dan ridhanya kepada kita semua.

Perusahaan bernuansa religi

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata dibangun sejak 1984. Sejak itu pula nuansa religi dibentuk. Bersama Ir. Satrio pelopor religi bersama temannya ia membentuk kajian-kajian Islami untuk karyawan dan masyarakat setempat.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan dari sisi fisik disertai dengan teknologi canggih tak mengikis religi yang sudah terpatri sejak lahir. Hingga kini, nuansa itu masih membumi di pusat listrik tenaga air yang berkekuatan 1.008 M dari 8 turbin yang mampu menerangi kawasan Jawa-Bali.

“Kita memiliki agenda rutin berupa kajian yang wajib diikuti oleh karyawan pada hari Rabu, dengan mengundang penceramah untuk memberikan siraman rohani kepada karyawan,” kata Rohim yang juga pernah menjabat supervisor gudang 2011-Juni 2016.

Menurut dia,  selain 10 karyawatinya yang berjilbab, perusahaan memberikan peraturan dan syarat diterimanya mahasiswa/i PKL (praktek kerja lapangan) di perusahaan yang menghasilkan listrik sebesar 1.428 Gwh itu wajib mengenakan jilbab bagi yang Muslim.

Rohim menjelaskan, terhitung awal November lalu peraturan baru tengah disosialisasikan kepada seluruh karyawan untuk mengeluarkan zakat profesi sebanyak 2,5 persen.

“Kami sangat bangga memiliki pimpinan yang mendekatkan diri pada Allah. Dirut kami, Iwan Agung Firstantara, yang kental sekali dengan Islam menguatkan kami melalui peraturan yang kami yakin akan menambah keberkahan,” kata pria yang sudah mengabdikan dirinya selama 32 tahun itu.

Unit Pembangkit Cirata juga telah memiliki 8 program Cirata Care Center yang tujuannya untuk pemberdayaan dan bantuan langsung ke masyarakat. Memberikan bantuan dalam pendidikan , kesehatan, beasiswa, workshop bagi masyarakat sekitar juga dilakukan.

“Jika akhirat kita kejar, maka dunia akan mengikuti,” kata Rohim.(P004/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)