Oleh : Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional, Wartawan dan Redaktur Senior MINA (Mi’raj News Agency)
Perjuangan dan kemajuan itu seiring sejalan. Tidak mungkin ada kemajuan tanpa perjuangan. Sedangkan perjuangan dalam perjuangan itu harus terus bergerak dari masa ke masa, dalam keadaan bagaimanapun.
Tidak akan ada kemajuan tanpa pergerakan. Tidak ada kemajuan hanya dengan berpangku tangan, menunggu nasib tak menentu.
Diam tak bergerak, tak berkreasi, apalagi menyangkut umat, maka tiada kemajuan.
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Bergerak itu melalui tindakan, bergerak melalui narasi kata-kata yang terucap atau tertuliskan.
Termasuk bergerak melalui doa, itupun bergerak dalam diam. Diam mulutnya bergerak, tapi hatinya bergerak, jiwanya bergejolak. Bergejolak dalam Doa Al-Ahzab untuk saudara-saudara yang tertindas di kawasan Masjidil Aqsa sepanjang Ramadhan mulia ini.
Begitupun saat kita sedang berpuasa sepanjang bulan suci Ramadhan. Perjuangan menegakkan kalimah Allah, bukan berarti ikut berpuasa. Mulai dari yang bersifat pribadi seperti mendirikan shalat, berdzikir, bertadarus Al-Quran, bershalawat, berdoa, semua harus bergerak. Demikian juga bersedekah, membantu orang lain, menyantuni fakir miskin dan yatim, menggerakkan dunia dakwah dan tarbiyah, semua perlu gerakan perjuangan yang masif.
Apalagi menyangkut penegakkan kalimatullah melalui dakwah dan jihad di jalan Allah. Tanpa dakwah dan jihad, syiar Islam tidak akan bisa tegak berdiri dan berkembang meluas.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Dakwah dan jihad secara lisan, tulisan dan kegiatan. Termasuk dakwah melalui teknologi informasi di dunia maya. Jangan biarkan para netizen diselimuti informasi-informasi yang melalaikan dari tugas mulia perjuangan agama Islam.
Teringat jihad pada Perang Badar masa Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam terjadi pada bulan Ramadhan. Sebuah peperangan fisik yang sangat menentukan bagi kemajuan perjuangan Islam pada masa-masa berikutnya.
Allah menyebutkan tentang kesungguhan perjuangan itu dalam firman-Nya:
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.” (QS Al-Hajj [22]: 78).
Pada ayat ini dijelaskan bahwa untuk meraih keberuntungan, maka orang-orang beriman diperintahkan untuk berjihad di jalan Allah. Berjihad di jalan Allah, yakni mencurahkan seluruh potensi dan kemampuan untuk menegakkan agama Islam dan memperjuangankan kaum Muslimin dengan sebenar-benarnya, dengan seluruh potensi dan kemampuan yang ada.
Pada ayat lain Allah berfirman :
وَمَن جَٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَٰهِدُ لِنَفْسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
Artinya : “Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Al-Ankabut [29] : 6).
Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berjihad menegakkan kalimah Allah, maka sesungguhnya pahala jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Karena itu, berjuanglah karena Allah yang memberikan balasan ganjaran, bukan karena orang lain.
Begitulah, puasa Ramadhan, dengan menahan diri, memaksimalkan ibadah dan amal kebajikan, diharapkan dapat menumbuhkan semangat jihad, kesungguhan dalam amaliyah sehari-hari dan dalam perjuangan menegakkan Islam, pada bulan-bulan berikutnya, sepanjang tahun penuh dengan jihad di jalan Allah.
Inilah bulan penuh berkah, bulan pengabulan doa, dan bulan bimbingan Allah, yang dapat menopang rencana-rencana dan program-program perjuangan Islam.
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Semoga semangat juang Ramadhan ini terus menggerakkan jiwa-jiwa kita untuk terus berjuang di jalan Allah, menuju ridha Allah. Aamiin. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu