Jakarta, 10 Sya’ban 1437/17 Mei 2016 (MINA) – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang Brodjonegoro mengatakan, industri keuangan Islam (sukuk) di pasar global telah berkembang pesat, ditandai dengan meningkatnya jumlah yang signifikan dari aset di setiap tahun.
“Total aset industri sukuk pada akhir 2014 diperkirakan mencapai 21 triliun dolar, dengan pertumbuhan tahunan selama periode 2009-2014 mencapai 17,3 persen,” ujarnya dalam pidato sambutan pada Annual Islamic Finance Conference/Forum on Sukuk for Infrastructure Development, di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (17/5).
Menteri Bambang mengatakan, sukuk telah mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi dan semakin memainkan peran penting dalam pasar keuangan Islam sebagai instrumen likuiditas serta instrumen investasi.
“Meningkatnya peran sukuk memberikan beberapa keuntungan, sesuai dengan prinsip-psrinsip Islam, diversifikasi basis investor, fleksibilitas yang tinggi, serta pertumbuhan yang sangat besar dari pasar keuangan syariah,” katanya.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Bambang menjelaskan, berbagai struktur sukuk juga terus dikembangkan. Pada tahap awal, jenis sukuk yang diterbitkan hanya Ijarah, Musyarakah dan Mudharabah.
“Tapi hari ini, berbagai jenis struktur sukuk telah dikembangkan. Antara lain sukuk murabahah, sukuk salam, sukuk wakala, dan jenis-jenis sukuk lainnya,” jelasnya.
Menteri Bambang juga menyatakan, Indonesia merupakan salah satu emiten sukuk terkemuka di dunia. Perkembangan sukuk di Indinesia disebut Sukuk Negara. Sejak 2008 Sukuk Negara telah memberikan banyak prestasi.
Ia mengatakan, keuangan Islam mampu dan harus berkontribusi pada agenda pembangunan ekonomi nasional. Baik itu pemerintah, sektor privat dan masayarakat, semua mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut.(L/P008/R05)
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)