Doha, 11 Syawwal 1438/5 Juli 2017 (MINA) – Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani menegaskan bahwa tuntutan yang diajukan kepada pemerintah Doha oleh Arab Saudi dan sekutu-sekutunya dalam krisis diplomatik Teluk, tidak mungkin dipenuhi.
“Daftar ini tidak realistis dan tidak dapat ditindaklanjuti,” kata Menteri Al-Thani kepada wartawan di Doha pada hari Selasa.
Dia menekankan bahwa Doha siap untuk terlibat dalam dialog dan melihat keluhan.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Banyak cara untuk mencegah krisis meningkat,” katanya. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA). “Ini bukan tentang terorisme, ini berbicara tentang mematikan kebebasan berbicara.”
Ia mengimbau agar “kampanye kotor” dan “tuduhan palsu” terhadap Qatar dihentikan.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir yang menuduh Qatar mendukung ekstremisme, memberi Doha waktu 48 jam ekstra untuk memenuhi tuntutan mereka setelah berlalunya batas waktu 10 hari pada hari Ahad lalu.
Di antara tuntutan itu adalah menutup kantor berita Al Jazeera di negara itu, serta mengurangi hubungan diplomatik dengan Iran.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Pada hari Senin, pemerintah Qatar secara resmi menyerahkan tanggapannya melalui Kuwait yang menjadi penengah dalam perselisihan tersebut, tapi isinya belum diungkapkan.
Menteri Sheikh Mohammed menolak memberikan rincian lebih lanjut pada hari Selasa, tapi ia mengatakan bahwa Doha sedang mencari solusi krisis melalui dialog. (T/RI-1/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)