Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membantah pernyataan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph Donovan terkait langkah Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem (Al-Quds) sebagai ibu kota Israel.
Sebelumnya, Duta Besar Joseph Donovan menyebut keputusan Trump terkait pengakuan bahwa Yerusalem (Al-Quds) adalah ibu kota Israel sudah terlebih dahulu dikonsultasikan ke Indonesia.
“Saya khawatir ini jadi salah persepsi,” kata Menlu Retno dalam sebuah pernyataan. Kamis (7/12).
Ia menjelaskan, konsultasi itu sebenarnya memang benar dan atas inisiatif Indonesia yang ingin menyampaikan posisi Indonesia terkait hal itu sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
“Saya ingin tegaskan konsultasi ini maksudnya apa, bahwa Dubes Amerika bertemu dengan saya ya, karena saya panggil. Dan yang saya sampaikan adalah posisi Indonesia untuk disampaikan,” kata Retno,
Ia menambahkan bahwa jika konsultasi itu diartikan sebagai Indonesia mendukung adalah tidak benar.
Ia mengungkapkan, ketika keputusan ini masih berbentuk sebuah rencana, Menlu Retno telah menyampaikan kepada AS, jika hal itu diputuskan maka akan membahayakan proses perdamaian antara Palestina dan Israel.
Presiden Jokowi sendiri telah mengeluarkan pernyataan sikapnya yang mengecam keras terkait keputusan sepihak tersebut. Ia juga meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali keputusan itu.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Menurutnya, keputusan itu telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB tempat Amerika Serikat menjadi anggota tetapnya. Ini bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia.
“Saya dan rakyat Indonesia, kita semuanya tetap konsisten untuk terus bersama dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya sesuai dengan amanah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,” kata Jokowi.
(R/R08/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan