Menlu Turki Ingatkan Pentingnya Persatuan Dunia Islam

 

Khartoum, MINA – Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengingatkan pentingnya dunia Islam dalam mengatasi krisis di kawasan Teluk.

Cavusoglu mengkhawatirkan adanya hasutan-hasutan yang dapat memecah-belah antara negara-negara Muslim.

Ia mengatakan hal itu di Khartoum pada Selasa (26/12) dalam sebuah konferensi pers bersama dengan mitranya dari Ibrahim Ghandour. Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) melaporkan dari sumber Gulf Times.

Cavusoglu juga membantah rumor adanya kesepakatan kerja sama antara Turki, Qatar dan Iran.

“Tidak ada sumbu Turki-Iran-Qatar,” ujar Cavusoglu seperti disebutkan Anadolu Agency.

Ia menambahkan bahwa Turki tidak melakukan diskriminasi antara sesama negara Muslim dengan lainnya. Bahkan Ankara adalah salah satu negara paling vokal mengkritisi kebijakan Iran mengenai Suriah dan Irak.

Dia juga menekankan, krisis Teluk tidak memiliki alasan yang realistis, karena itu tidak ada alasan mengapa krisis tidak dapat diselesaikan.

Pada tanggal 5 Juni, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan negara tetangganya Qatar, serta memberlakukan blokade yang memicu krisis Teluk.

Menlu Turki berkunjung ke Sudan mengikuti rombongan Presiden Recep Tayyib Erdogan ke Sudan. Turki-Sudan mencapai 22 kesepakatan kerja sama strategis di segala bidang.

Perdagangan Ratusan Triliun

Dia mencatat, kesepakatan yang ditandatangani antara kedua belah pihak selama kunjungan tersebut akan meningkatkan investasi Turki di Sudan. Secara bertahap kerjasama akan meningkatkan pertukaran perdagangan yang diperkirakan melejit dari 500 juta dolar AS (sekitar Rp6,7 triliun) menjadi 10 miliar dolar AS (Rp135,5 triliun).

Menteri Cavusoglu menambahkan, negaranya memberi perhatian khusus pada keamanan di Afrika pada umumnya dan Sudan pada khususnya. mencatat

Ia menyebutkan, Ankara akan terus menawarkan dukungan keamanan ke Sudan dan memerangi terorisme di kawasan Laut Merah.

Dia juga menyebutkan arahan presiden untuk memberikan dukungan keamanan dan kepolisian ke Sudan, selain mengembangkan kerjasama pada industri militer.

Sementara itu, Menlu Sudan Ibrahim Ghandour mengatakan bahwa minat Sudan yang tinggi terhadap keamanan Laut Merah disebabkan oleh pantainya yang panjang, hingga mencapai 750 km. Sementara 86% perdagangan minyak dunia melewati jalur laut tersebut.

Dia mencatat dalam hal ini perlunya mempererat koordinasi antara Sudan dan negara-negara lain yang terkait dengan keamanan Laut Merah, khususnya denganTurki.

Ghandour juga menyatakan, sebuah kesepakatan ditandatangani antara Sudan dan Turki untuk pembangunan pelabuhan dan pemeliharaan kapal-kapal sipil dan militer.

Ia juga menambahkan, Khartoum telah sementara menyewakan Pulau Suakin melalui investor Turki. (T/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.