Ankara, MINA – Menteri Luar Negeri Turkiye, Mevlut Cavusoglu mengatakan, bahwa Swedia belum mengambil langkah konkret dalam mengimplementasikan kesepakatan tiga arah untuk mendapatkan keanggotaan di NATO.
“Terlepas dari keinginan politik yang disampaikan pemerintah baru Swedia selama pertemuan kami, kami belum melihat langkah konkret apa pun,” kata Cavusoglu pada konferensi pers dengan Menlu Estonia Urmas Reinsalu di Ibu Kota Estonia, Tallinn, Kamis (2/2). Anadolu Agency.
Mengulangi komitmen Ankara untuk perluasan keanggotaan NATO, Cavusoglu mengatakan, “Sebagai sekutu dan teman, kita harus memahami masalah keamanan yang sah satu sama lain, bukan hanya masalah satu pihak.”
Terorisme adalah salah satu ancaman utama yang disebutkan dalam dokumen NATO, katanya, dan mengharapkan sekutunya untuk mengatasi kekhawatirannya.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftarkan diri untuk bergabung dengan NATO pada Mei lalu, sebuah keputusan yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina.
Di bawah kesepakatan yang ditandatangani pada Juni lalu antara Turkiye, Swedia dan Finlandia, kedua negara Nordik itu berjanji untuk mengambil langkah-langkah melawan teroris untuk mendapatkan keanggotaan dalam aliansi NATO.
Dalam perjanjian tersebut, Swedia dan Finlandia setuju untuk tidak memberikan dukungan kepada kelompok teroris seperti PKK dan cabangnya, dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO), dan mengekstradisi tersangka teroris ke Turkiye.
Cavusoglu menyatakan, bahwa pendukung PKK/YPG tetap bebas melakukan propaganda di Finlandia, sedangkan di Swedia, mereka terlibat dalam pendanaan dan perekrutan. “Tidak masalah siapa yang berada di balik tindakan ini. Swedia bertanggung jawab untuk mencegah tindakan ini,” ujarnya.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Aksi penistaan terhadap Al-Quran baru-baru ini semuanya ditujukan untuk menggagalkan proses keanggotaan Swedia di NATO, kata menteri Turkiye itu.
Pendukung PKK/YPG dan FETO tahu “akan ada lebih banyak tekanan pada mereka jika Finlandia, dan khususnya Swedia, menjadi bagian dari NATO,” tutur dia.
“Ada beberapa partai politik dan politisi di kedua negara yang menentang keanggotaan mereka di NATO.”
Rasmus Paludan, seorang Politikus ekstrimis Swedia-Denmark, membakar salinan Al-Quran di luar Kedutaan Besar Turkiye di Stockholm pada Sabtu (21/1), dengan perlindungan polisi dan izin dari otoritas Swedia.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Pekan lalu, dia membakar salinan Al-Quran di depan sebuah masjid di Denmark dan mengatakan akan mengulangi tindakan itu setiap hari Jumat sampai Swedia masuk ke dalam NATO. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza