Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menparekraf Wishnutama: Perlu Kreatifitas Kelola Destinasi Wisata

Rendi Setiawan - Kamis, 24 Oktober 2019 - 11:28 WIB

Kamis, 24 Oktober 2019 - 11:28 WIB

9 Views

Jakarta, MINA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menyebut perlunya kreativitas untuk mengelola daya tarik wisata. Pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai core business bangsa Indonesia harus dikelola lebih kreatif.

“Selain promosi dan infrastruktur, dibutuhkan kemampuan lebih kreatif untuk mengelola daya tarik wisata,” kata Wishnutama seusai serah terima jabatan (Sertijab) di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf), Jakarta, Rabu (23/10).

Menparekraf  menyatakan, kreativitas tidak hanya dibutuhkan dalam mengelola produk ekonomi kreatif seperti film dan musik, tetapi juga pada pariwisata khususnya bagaimana membuat destinasi pariwisata memiliki daya tarik yang luar biasa.

“Alam Indonesia yang menarik itu sebagai anugerah Tuhan. Tinggal bagaimana kreativitas kita untuk menjadikan sebagai daya tarik yang luar biasa agar dikunjungi wisatawan,” kata Wishnutama Kusubandio.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Ia  lantas memberikan beberapa contoh destinasi ternama dunia yang dikunjungi banyak wisatawan karena dikelola secara kreatif sehingga memiliki daya tarik yang luar biasa besar.

Contoh event karnaval bunga Pasadena. Karnaval bunga rose terbesar dunia di Pasadena, Los angeles, California, Amerika Serikat (AS) dalam menyambut pergantian tahun setiap 2 Januari memiliki daya tarik karena dikelola secara kreatif.

Festival itu antara lain ditayangkan di stasiun televisi lebih dari 220 negara dan menjadi andalan dalam mendatangkan wisatawan bagi AS.

“Kita memiliki banyak calender of event (CoE). Ke depan kita pilih dan fokus beberapa saja namun memiliki daya tarik yang luar biasa agar banyak mendatangkan wisatawan,” kata Menparekraf.

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Sementara itu, bekas Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyatakan, bergabungnya pariwisata dan ekonomi kreatif sangat tepat karena keduanya merupakan core business bangsa Indonesia.

“Presiden Jokowi sering menanyakan kepada saya DNA kita apa, saya menyebutkan ekonomi kreatif yaitu pariwisata dan industri kreatif,” kata Arief Yahya.

Arief Yahya pada kesempatan itu menjelaskan, pemasaran pariwisata telah mencapai angka tertinggi dengan menghasilkan devisa pada 2018 sebesar 19,3 miliar dolar AS dan tahun ini diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS.

Untuk pengembangan destinasi pariwisata, Indonesia fokus pada 5 destinasi yakni Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang. Presiden Jokowi menginstruksikan pembangunan infrastruktur di 5 destinasi super prioritas tersebut harus selesai tahun depan 2020.

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Sementara itu untuk daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global (Travel & Tourism Competitiveness Index /TTCI) ditargetkan berada di ranking 30-an atau sama dengan pariwisata Malaysia. Posisi daya saing (TTCI) Indonesia saat ini berada di rangking 42 dari 136 negara atau naik 8 peringkat dari tahun sebelumnya.

Arief Yahya berharap sektor pariwisata bersama ekonomi kreatif dalam lima tahun ke depan lebih maju dengan menghasilkan devisa lebih besar. Bila tahun ini pariwisata diproyeksikan akan menghasilkan devisa hingga 20 miliar dolar AS diharapkannya ke depan akan lebih besar lagi. (T/R06/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Ekonomi