Jakarta, MINA – Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong peningkatan investasi di lima sektor industri yang berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kementerian Perindustrian sedang fokus menggenjot investasi di lima sektor yang menjadi prioritas dalam Making Indonesia 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronika,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (13/2), seperti yang dikutip dari JPP.go.id.
Menurut Menperin, pemerintah telah berkomitmen untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif, antara lain melalui pemberian insentif fiskal, penerapan online single submission (OSS), dan kemudahan perizinan usaha.
Selain itu, perlu dilakukan penurunan suku bunga acuan, perbaikan sistem logistik, dan penyederhanaan prosedur ekspor.
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional
“Yang juga penting, yakni menjaga ketersediaan bahan baku serta pasokan energi dengan harga yang kompetitif, seperti gas dan listrik untuk industri. Hal ini tentu mendukung keberlangsungan terhadap aktivitas industrialisasi,” paparnya.
Karena itu, Airlangga menegaskan, pihaknya fokus mendorong kebijakan hilirisasi industri guna memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian nasional.
Misalnya, peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, serta penerimaan devisa dari ekspor dan pajak.
Kemenperin mencatat, realisasi total nilai investasi di sektor industri manufaktur sepanjang tahun 2018 mencapai Rp 222,3 triliun. Adapun sektor yang menjadi penopang utamanya yakni, industri logam, mesin dan elektronik, dan industri instrumen kedokteran, presisi, optik serta jam dengan nilai sebesar Rp 60,12 triliun.
Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Jadikan Indonesia Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Kemudian, disusul industri makanan dengan nilai investasi mencapai Rp 56,60 triliun, kimia dan farmasi Rp 39,31 triliun, kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp14,85 triliun, industri kertas dan percetakan Rp 11,84 triliun, serta industri mineral logam Rp 10,63 triliun.
Selanjutnya, investasi industri karet dan plastik sebesar Rp 9,40 triliun, industri tekstil Rp 7,68 triliun, industri kayu Rp 5,23 triliun, indutri barang dari kulit dan alas kaki Rp 3,54 triliun, serta industri lainnya Rp 3,04 triliun. (R/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Soal Perdagangan Indonesia-Israel, Kemenlu: Melalui Negara Ketiga