Jakarta, 25 Ramadhan 1437/30 Juni 2016 (MINA) – Menristek Dikti Muhammad Nasir mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan solusi untuk mengatasi ijazah-ijazah palsu yang sempat marak beredar beberapa waktu lalu.
“Tahun 2015 menjadi tahun yang cukup semarak dengan beredarnya ijazah-ijazah palsu. Untuk itu, kami sudah menyiapkan solusi untuk mencegah hal itu kembali terulang, salah satunya yaitu dengan mengeluarkan program Penomoran Ijazah Nasional (PIN),” kata Nasir.
Hal itu disampaikan Nasir dalam acara Media Gathering dan buka puasa bersama di Gedung D Kemenristek Dikti, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (29/6) terkait kinerja Kemenristek Dikti semester I tahun 2016. Dihadiri pula seluruh Dirjen dan jajaran lainnya Kemenristek Dikti.
Ia mengaku telah menemukan beberapa ijzah palsu yang beredar. Baru-baru ini, ada ijazah s3 yang ia temukan palsu. “Ijazah palsu itu telah kami tarik, dan pelakunya harus segera dikeluarkan dari universitas yang bersangkutan,” ujarnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Dikatakan Nasir bahwa program PIN itu merupakan jawaban bagi masyarakat dan perguruan tinggi se-Indonesia terkait maraknya ijazah palsu yang beredar. “Ijazah palsu ini merugikan kita semua, termasuk perguruan tinggi yang namanya dicatut dalam ijazah fiktif itu,” tegasnya.
Dengan keluarnya program ini, kata Nasir, nantinya seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta akan memiliki nomor 14 digit.
“Lima nomor digit pertama adalah kode prodi yang diambil mahasiswa. Empat digit berikutnya adalah tahun lulus, lima digit berikutnya adalah nomor urut ijazah. Ini semuanya nanti masuk pada data perguruan tinggi,” jelasnya. (L/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia