Jakarta, MINA- Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, masjid Istiqlal tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban Islam yang memanfaatkan teknologi.
“Umat Islam harus menguasai teknologi, khususnya teknologi yang bermanfaat bagi umat Islam sendiri dan teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan ekonomi dan kehidupan sosial kita semua,” demikian keterangan pers menristek.go.id Senin, (18/8).
Pernyataan Menristek berkairan dengan peresmian Air Siap Minum (Arsinum) yang digelar di lobby Al Fattah Masjid Istiqlal pada Senin, (17/8).
Arsinum yang akan diresmikan merupakan bentuk dari pemahaman dan penguasaan teknologi air minum yang selama ini belum diterapkan. Air siap minum yang ada selama ini berasal dari perusahaan daerah air minum yang tidak dapat diminum.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Teknologi harus kita kuasai sehingga nantinya masjid-masjid dan rumah tangga sudah harus mulai menerapkan teknologi air siap minum dengan teknologi reverse osmosis yang dapat mengubah air apapun menjadi air siap minum,” lanjutnya.
“Saya pernah melihat air yang berasal dari gambut berwarna hitam pekat. Setelah menggunakan teknologi ini, airnya langsung bisa dikonsumsi,” ungkap Bambang.
Selain BPPT yang ada di bawah koordinasi Kemenristek atau BRIN, LIPI sudah siap untuk teknologi membersihkan sungai yang melintasi kawasan masjid Istiqlal.
Ditambah dalam konteks Covid 19, LIPI juga sudah menyiapkan teknologi desinfektan untuk membersihkan ruangan dan peralatan yang digunakan untuk ibadah.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Mudah-mudahan dengan bantuan LIPI dan BPPT secara teknologi kita dapat membuat masjid Istiqlal makin representatif dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia,” harap Bambang.
Menristek Bambang menambahkan, sebagai pusat peradaban Islam, masjid Istiqlal juga harus menguasai teknologi yang terkait dengan keuangan.
Karena itu, masjid Istiqlal disarankan untuk mulai menerapkan konsep dana abadi dan konsep wakaf tunai yang belum terlalu populer di Indonesia. Ditambah dengan bantuan BPPT akan membuat konsep crowd funding menggunakan teknologi digital.
Hadir dalam acara peresmian tersebut Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, Staf Khusus Menristek/BRIN Ekoputro Adijayanto, serta staf dan pimpinan dari Masjid Istiqlal, BPPT, dan Kementerian Agama. (R/SH/RS2)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Mi’raj News Agency (MINA).