Jakarta, MINA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan alasan inovasi dalam negeri tidak berkembang. Menurutnya, hal itu disebabkan masyarakat lebih senang membeli barang impor.
“Banyak produk inovasi yang bagus namun karena konsumen Indonesia cenderung percaya pada barang impor, mereka biasanya beli lewat impor, akhirnya kalah saing,” ujar Bambang kepada awak media di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (17/12).
Padahal, menurut Bambang, produk inovasi dalam negeri memiliki kualitas yang tak kalah jauh dari barang-barang impor. Ia mencontohkan beberapa produk inovasi karya peneliti Institut Teknologi Bandung berupa alat ukur berat badan. Namun, masyarakat lebih pilih barang impor.
“Stigma ini tentu harus dihilangkan agar produk inovasi nasional dapat berkembang. Untuk itu, Kemenristek bermaksud menggelar forum Business Innovation Gathering (BIG) 2019 dengan menghadirkan inovator sekaligus pelaku usaha dan mempertemukannya dengan potential investor,” katanya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bappenas di periode awal pemerintahan Jokowi itu mengatakan, acara tersebut menjadi ajang untuk menggali informasi seputar peluang pasar dalam rangka hilirisasi produk inovasi khususnya bidang pangan, kesehatan dan obat, maupun teknologi informasi dan komunikasi.
“Dari pameran ini diharapkan akan terjadi proses business matching antara inovator selaku produsen inovasi, dengan para venture capital, sehingga akan terjadi deal dalam rangka menghilirkan produk inovasi nasional,” katanya.
Dalam acara ini terdapat pameran produk unggulan inovasi di bidang pangan sebanyak 14 produk, kesehatan dan obat 31 produk, teknologi informasi dan komunikasi 29 produk serta PPBT (start up yang dibesarkan pemerintah) sebanyak 34 produk. (L/R06/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia