Surabaya, MINA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, perguruan tinggi dikatakan baik apabila akreditasi dan pemeringkatannya baik pula. Pemerintah, perguruan tinggi, serta seluruh pemangku kepentingan memiliki peran masing-masing dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
“Bagaimana peran kita di dalam perguruan tinggi yang perubahannya begitu cepat?” tanya Menristekdikti saat membuka Kuliah Perdana Universitas Nadlatul Ulama (Unusa) di Dyandra Convention Hall Surabaya, Senin (4/8). Demikian laporan resmi ristek.
Pemerintah, tambah Nasir, berperan melalui penerapan regulasi yang mendukung iklim sehat bagi peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Untuk meningkatkan jumlah akreditasi institusi, telah dilakukan pendampingan kepada perguruan tinggi terakreditasi B supaya bisa meningkat menjadi akreditasi A.
“Telah terjadi peningkatkan jumlah perguruan tinggi terakreditasi A yang sangat signifikan hasil dari pendampingan. Tahun 2016 terjadi peningkatan akreditasi B ke A sejumlah 24, dimana pada tahun 2015 hanya terjadi peningkatan akreditasi B ke A sejumlah 5 perguruan tinggi. Pendampingan terus diakukan agar peguruan tinggi terakreditasi A bisa lebih merata, tidak hanya terkonsentrasi di daerah Jawa,” terang Nasir dalam laman Kemenristekdikti yang dikutip MINA.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Nasir juga menambahkan, global competitiveness sangat penting bagi rujukan penguatan daya saing bangsa. Global competitiveness dan daya saing bangsa dapat dicapai salah satunya dengan menjadikan lulusan perguruan tinggi sebagai skill worker, tenaga kerja yang terampil dan berkualitas.
“Demi kemajuan perguruan tinggi Indonesia pada persaingan global serta meningkatkan global competitiveness indeks Indonesia, kedepan akan dilakukan merger perguruan tinggi, kualitas riset, dan inovasi,” ujar Nasir.
Selain itu, Nasir juga menekankan mengenai peningkatan mutu sumber daya manusia dan relevansi perguruan tinggi. “Sebisa mungkin dosen minimal doktor. Perbanyak doktor maka riset di Indonesia akan semakin baik, sehingga inovasi juga akan semakin baik,” pungkas Nasir menutup Kuliah Perdana Unusa. (R/R09/P2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun