Jakarta, 7 Rajab 1437/14 April 2016 (MINA) – Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, Mohammad Nasir berharap para peneliti lebih giat lagi menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat, basisnya biodiversity dan biomedikal Indonesia.
“Saat ini daya peneliti Indonesia dalam memenuhi kebutuhan obat dan alat kesehatan di Indonesia hanya 30 persen. Sementara itu, 70 persennya masih berbasis dari luar negeri,” kata Nasir saat membuka pameran LAB Indonesia 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), demikian keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurutnya, salah satu kendala dari problem tersebut, selama ini para peneliti tersendat regulasi yang rumit dari pemerintah. Masalah lainnya, aturan dari pihak industri juga membuat para peneliti kurang bersemangat.
Disebutkan, pemerintah dalam hal ini, katanya, sudah mulai membuat regulasi yang tidak mempersulit para peneliti. Bagaimana regulasi tersebut menuju kemudahan, mereka bisa akses dengan baik, pemerintah menyediakan aturan yang mudah.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Sebelumnya disebutkan, penyebab minimnya peneliti adalah soal laporan pertanggungjawaban penelitian. Kemenristekdikti mendapatkan keluhan dari peneliti, proses pertanggungjawaban penelitian dinilai sulit dan rumit. Tapi kini Kemenristekdikti telah mengusulkan solusi penyederhanaan pertangggungjawaban anggaran penelitian.
Pameran LAB Indonesia 2016 merupakan pameran satu-satunya di Indonesia yang menghadirkan teknologi dan alat-alat laboratorium terkini. Pameran tersebut menampilkan berbagai produk, instrumentasi dan teknologi terbaru hampir di semua bidang, baik dalam ilmu analisa maupun pelayanan laboratorium pada umumnya. (T/ima/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat