Jakarta, MINA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengimbau mahasiswa seluruh kampus di Indonesia untuk tidak menghadiri aksi massa yang akan digelar pada 22 Mei 2019.
“Kami mengajak seluruh kampus di Indonesia untuk tidak harus datang ke Jakarta dalam rangka menghadiri aksi 22 Mei tentang hasil pemilu oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). Serahkan semuanya pada KPU,” kata Nasir dalam dialog ‘Menristekdikti dengan Mahasiswa Kelompok Cipayung Plus tentang Dinamika Pemilu’ di Gedung Kemenristekdikti Jakarta, Senin (20/5).
Menurutnya, Pemilu yang berlangsung pada 17 April 2019 lalu telah berjalan dengan baik. Untuk itu mahasiswa jangan terprovokasi.
“Ini menjadi hal yang penting bahwa masyarakat kampus jangan sampai ada yg terprovokasi oleh sekelompok orang yang akan mengacaukan Pemilu yang sudah berjalan dengan baik,” tambahnya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Ia menambahkan, jika mahasiswa ada yang menggunakan simbol kampus, maka pihak kampus harus bertanggung jawab.
“Kami tidak bertanggung jawab pada mahasiswa yang turun ke jalan, semua sudah diingatkan, kalau membawa simbol-simbol dari kampus maka kampuslah yang bertanggung jawab. Kalau ada yang melanggar urusannya sama kampus, kami sudah sampaikan kepada kampus-kampus untuk tidak membolehkan mahasiswa membawa simbol. Bagi yang melanggar nanti ada peringatannya,” jelasnya.
Ia menambahkan, apabila ada hal lain seperti ketidakpuasan akan hasil pemilu oleh KPU, protes harus dilakukan secara konstitusional.
“Pemilu ini sudah susuai dengan konstitusi, kalau ada kecurangan kan bisa melalui jalur hukum, bisa di laporkan ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum) bisa dibawa ke MK (Mahkamah Konstitusi),” tambahnya.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Terkait aksi 22 Mei, kelompok Mahasiswa Cipayung Plus yang tergabung dari beberapa organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmabudhi), dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) telah memyatakan sikap menolak aksi 22 Mei.
“Mahasiswa kelompok cipayung plus tidak akan ikut demo pada 22 mei kita sudah nyatakan dengan tuqgas bahwa demokrasi sudah berjalan dengan baik, rakyat telah menentukan pilihan pemimpinnya,” kata Ketua Umum GMKI Pusat Korneles Galanjinjinay saat menyapaikan sikap ke Menristekdikti.
“Saya sangat Mengapresiasi para mahasiswa yang telah menyatakan sikap, dan tidak terprofokasi untuk melakukan hal yang tidak baik,” tambah Menristekdikti. (L/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka