Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menristekdikti Resmikan Laboratorium Pasar Keuangan Pertama di Indonesia

Risma Tri Utami - Rabu, 11 Juli 2018 - 21:58 WIB

Rabu, 11 Juli 2018 - 21:58 WIB

3 Views ㅤ

Semarang, MINA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir meresmikan Peresmian Grand Opening Laboratorium Pasar Keuangan Bloomberg Pertama di Indonesia yang berlokasi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Rabu (11/4).

Laboratorium tersebut merupakan laboratorium pasar keuangan pertama di Indonesia yang difasilitasi oleh Bloomberg, perusahaan penyedia jasa informasi bisnis dan keuangan.

Sebagaimana laman Undip, laboratorium ini adalah upaya lanjutan dari fasilitas satu terminal Bloomberg yang sudah beberapa tahun ini tersedia di FEB Undip serta untuk pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi dan menjadi sekolah bisnis dan ekonomi terkemuka di dunia.

Dengan terminal Bloomberg ini, pengguna dapat mengakses data-data keuangan secara waktu nyata (realtime), data serial waktu (time series) untuk pasar uang, pasar modal, data keuangan lainnya dan akuntansi perusahaan tercatat, berbagai data perkembangan portofolio dan analisis teknikal pasar, simulasi pasar, data ekonomi (makro ekonomi), global market, dan database IPO.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Menteri Nasir mengungkapkan, FEB Undip dapat memanfaatkan benefit atau value dari informasi yang disajikan oleh Bloomberg ini.

“Bloomberg jangan digunakan sebagai pajangan saja. Bagaimana memanfaatkan Bloomberg tidak hanya pada informasi itu saja tapi sebagai nilai tambah secara komersial,” harap Nasir.

Nasir juga berharap laboratorium Bloomberg ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa FEB Undip dan dapat berkontribusi dalam peningkatkan kualitas pembelajaran.

“Terkait peningkatan kualitas pembelajaran mahasiswa harus diberikan pembelajaran yang kompetensinya jelas. Contohnya yaitu dengan pendekatan kualitatif pada mahasiswa S1. Ini unmeasurable sehingga menyebabkan kesenjangan terhadap dunia kerja begitu jauh. Untuk itu standar KKNI harus dibuat sebagai patokan untuk mengukur output lulusannya,” tuturnya. (R/R09/R01)

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Sport
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK