MENTERI AGAMA: PENYATUAN KALENDER HIJRIYAH PENTING

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Dok/ Zaenal/MINA)
, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Dok/ Zaenal/MINA)

Jakarta, 16 Rajab 1436/5 Mei 2015 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai hijriyah penting, mengingat munculnya perbedaan penetapan di antara pemerintah dan ormas Islam.

Menurutnya, penyatuan kalender hijriyah dinilai penting sebab erat kaitannya dengan persoalan keumatan dan ibadah yang cukup krusial, yaitu terkat penetapan awal puasa, hari Idul Fitri dan Idul Adha.

“(Penyatuan) ini dapat membuat umat Islam secara keseluruhan mempunyai pegangan yang sama dalam menjalankan ibadahnya, khususnya mengawali Ramadhan, menentukan 1 Syawal dan Idul Adha,” kata Menteri Agama kepada wartawan di Jakarta, sebagaimana siaran pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (5/5).

Lukman berharap akan terjadi keberhasilan penyamaan kalender hijriyah di Indonesia. Dengan begitu, Indonesia dapat menjadi pelopor di dunia dalam menyatukan kalender yang merujuk pada penanggalan qomariyah atau berdasarkan peredaran bulan itu.

Dalam upaya penyatuan kalender hijriyah, Menteri Agama telah menemui Muhammadiyah untuk mencapai titik temu dalam penetapan kalender.

“Kami kemarin diskusi muzakarah dengan PP Muhammadiyah. Alhamdulillah, semua pimpinan PP Muhammadiyah hadir. Ada kesamaan tujuan cara pandang dan keinginan agar setidaknya kita bisa menyatukan kapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah,” ujar Lukman.

Menurutnya, hal yang sama juga akan dilakukan ke ormas Islam lain seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ().

“Lebih jauh lagi Indonesia diharapkan bisa jadi pionir pelopor menyatukan kalender Hijriyah secara nasional dan global. Oleh karena itu, ke depan dalam waktu dekat Kemenag akan melakukan hal sama dengan PBNU. Sehingga kalau kemarin dari Muhammadiyah kami dengar dari pakar Majelis Tarjih Muhammadiyah, ke depan bisa mendengar dari ulama Syuriah PBNU,” jelas Lukman. (T/P010/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0