Washington, MINA – Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tidak meninggalkan kesepakatan nuklir Iran sebagai pendekatan kunci.
Menurutnya, meskipun kesepakatan itu tidak sempurna, tapi tidak ada alternatif yang lebih baik.
Seruan itu muncul dalam sebuah artikel terbuka di The New York Times, menjelang pertemuan dengan para pejabat dari pemerintah AS di Washington hari Senin (7/5), demikian The New Arab melaporkan.
“Pada titik yang rumit ini, akan keliru jika meninggalkan kesepakatan nuklir dan menghapus pengekangan yang ada di Iran,” tulis Johnson di media itu.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Dia berpendapat, inspektur dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah diberikan kekuatan ekstra untuk memantau fasilitas nuklir Iran, meningkatkan kemungkinan bahwa mereka dapat melihat setiap upaya Iran untuk membangun senjata.
“Sekarang borgol-borgol ini sudah ada, saya melihat tidak ada keuntungan yang mungkin dalam menyingkirkannya. Hanya Iran yang akan mendapatkan (keuntungan) dari mengabaikan pembatasan program nuklirnya,” tulis Johnson.
Trump telah mengancam untuk menarik diri dari perjanjian menjelang pembaruan pada 12 Mei. Ia menuntut negara sekutu Eropa-nya “memperbaiki kekurangan yang mengerikan” di dalamnya atau dia akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Kesepakatan nuklir itu terjadi pada tahun 2015 di antara Iran dan Inggris, Cina, Perancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat, yang kemudian dipimpin oleh Barack Obama. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza