Menteri Muhadjir: Bung Hatta Penggagas Profesionalitas Militer Indonesia

Jakarta, MINA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan,  Muhammad Hatta adalah peletak dasar gagasan utama profesionalitas Militer Tentara Nasional Indonesia dengan kebijakan rasionalisasi personil militer di awal masa kemerdekaan.

Menurutnya, hal tersebut ia ketahui saat melakukan penelitian disertasi terkait militer .  “Saya baru mengetahui bahwa ternyata peletak dasar gagasan utama mengenai profesionalitas militer tahun 1949 itu adalah pemikiran Wakil Presisden pertama RI pendamping Presiden Soekarno tersebut,” ungkap Menteri Muhadjir saat memberikan sambutannya di peluncuran buku “Karya Lengkap ” di Kemendikbud, Jakarta, Selasa (13/11).

Buku terdiri dari 10 jilid ini berisi kumpulan esay dan pemikiran Bung Hatta, perintis kemerdekaan, proklamator kemerdekaan.

“Itulah yang sebetulnya mendasari perkembangan TNI yang pada akhirnya harus membuat pilihan untuk menjadi TNI profesional itu, ini yang mungkin tidak banyak diketahui generasi sekarang,” katanya.

Muhadjir melanjutkan seandainya waktu itu Bung Hatta tidak mengambil langkah berani untuk melakukan rasionalisasi militer kemungkinan Indonesia pascamerdeka dapat terjadi perang saudara.

“Karena masing-masing kelompok dan laskar itu memiliki senjata yang tidak kalah bagusnya dengan tentara republik, bahkan ada laskar yang memiliki senjata yang jauh lebih bagus dibandingkan dengan yang dimiliki tentara republik waktu itu, yaitu Pesindo, yang kemudian mengilhami pemberontakan komunis tahun 1948 di Madiun,” jelasnya.

Jadi, rasionalisasi militer yang diprakarsai Mohammad Hatta adalah pilihan sangat tepat untuk menata Indonesia lebih baik.

Digariskan pula, tentara tidak berpolitik praktis dalam arti, tentara hanya mengikuti politik negara, dengan mengutamakan prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan ketentuan hukum internasional yang telah diratifikasi.

Bukan hanya menjadi sosok pendiri bangsa, Bung Hatta juga seorang ilmuan dan pemikiran yang menghasilkan karya 800 dalam bahasa Perancis, Belanda dan Indonesia yang diterbitkan dalam 10 buku yang setiap bukunya rata-rata 500 halaman. Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) bersama Universitas Bung Hatta di Padang.

Dalam acara ini Prof. DR. Emil Salim didampingi putri sulung Meuthia Hatta, atas nama keluarga, secara sembolis menyerahkan buku-buku ini pada Mendikbud dan pada Wakil Ketua KPK La Ode Muhamad Syarif. (L/Sj/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)