Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Pendidikan Tinggi Karnataka: Mahasiswi Pascasarjana Boleh Berjilbab di Kelas

Rudi Hendrik - Jumat, 18 Februari 2022 - 08:39 WIB

Jumat, 18 Februari 2022 - 08:39 WIB

4 Views

Mahasiswi duduk memprotes setelah ditolak masuk saat mengenakan jilbab, di luar kampus, di Chikmagalur. (PTI)

Bengaluru, MINA – Mahasiswi yang mengenakan jilbab terus ditolak masuk ke perguruan tinggi di seluruh Negara Bagian Karnataka, India selatan, meskipun Menteri Pendidikan Tinggi negara bagian menjelaskan bahwa perintah sementara Pengadilan Tinggi Karnataka tidak berlaku bagi mahasiswi pascasarjana (atau gelar).

Awal pekan ini, Menteri Pendidikan Tinggi CN Ashwath Narayan mengatakan, mahasiswi dapat mengenakan jilbab jika mereka mau, karena semua perguruan tinggi yang berada di bawah Departemen Pendidikan Tinggi mungkin tidak mengikuti aturan berpakaian, karena Perguruan tinggi di Karnataka umumnya tidak memiliki aturan berpakaian, The India Express melaporkan.

Di Mandya PES College, petugas polisi terlihat menyuruh mahasiswi berhijab untuk masuk perguruan tinggi tanpa pakaian agama atau meninggalkan sekolah itu. Jika tidak patuh, mereka diancam dengan kasus pelanggaran CrPC pasal 144.

Demikian pula, di perguruan tinggi PU pemerintah Chikkamagaluru, terjadi pertengkaran verbal antara orangtua mahasiswi dan kepala sekolah. Orangtua menuduh kepala sekolah ‘merusak pendidikan anak-anak’, sementara kepala sekolah mengatakan dia hanya mengikuti perintah pengadilan.

Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan

Di distrik Hassan, mahasiswi berhijab yang memprotes di luar kampus terlibat cekcok dengan polisi. Protes juga dilaporkan terjadi di Ballari dan Kodagu. Di distrik Belagavi, polisi menahan beberapa pemuda yang mengajukan tuntutan untuk mengizinkan masuknya pelajar berhijab. Di distrik Shivamogga, siswa berhijab diusir dan diminta untuk menghadiri kelas online.

Namun, bertentangan dengan laporan tersebut, BC Nagesh, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, mengklaim bahwa insiden siswa berhijab yang diminta pulang dari sekolah hanya dilaporkan di dua atau tiga institusi.

“Sekolah dan perguruan tinggi berjalan tanpa gangguan. Hanya ada dua atau tiga insiden terkait hijab, tetapi semua siswi menghadiri kelas,” kata Nagesh kepada wartawan, Kamis (17/2). (T/RI-1/P1)

 

Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Dunia Islam
Dunia Islam