Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Perindustrian : Industri Furniture Serap 2,5 Juta Tenaga Kerja

Admin - Sabtu, 12 Maret 2016 - 04:15 WIB

Sabtu, 12 Maret 2016 - 04:15 WIB

583 Views ㅤ

Foto: Infopublik
Foto: Infopublik

Foto: Infopublik

Jakarta, 2 Jumaldi Akhir 1437/12 Maret 2016 (MINA) – Industri furniture berbahan baku kayu dan rotan nasional menyerap tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebanyak 2,5 juta orang. Keragaman corak dan desain yang berciri khas lokal turut menguatkan identitas furniture Tanah Air.

“Guna meningkatkan inovasi desain produk furniture, Kementerian Perindustrian setiap tahun memfasilitasi pelaksanaan kompetisi desain furniture tingkat nasional,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin.

Furniture dan kerajinan diakui sebagai bagian industri prioritas yang menghasilkan produk sumber devisa negara, berdaya saing global, dan bernilai tambah tinggi. Keunggulan Indonesia di industri furniture disokong oleh sumber bahan baku alami berupa kayu, rotan maupun bambu serta kualitas SDM yang mumpuni. Demikian laporan dari laman resmi INFOPUBLIK Kem. Kominfo yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Para pemenang ajang kompetisi desain furniture, diberi apresiasi, yaitu kesempatan kunjungan ke pameran furniture ke luar negeri, sehingga dapat meningkatkan wawasan mereka terhadap perkembangan desain furniture dunia,” ujar Saleh.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

KemPerin juga menilai kompetisi turut menumbuhkan kesadaran inovasi, karya kreatif furniture baru dengan inspirasi budaya  lokal  yang mampu menyesuaikan selera pasar sebagai upaya peningkatan daya saing industri furniture dan kerajinan nasional. Pemerintah terus mendorong jumlah desainer furniture dengan ikut membantu dan memfasilitasi pembangunan pusat desain.

Saleh mengungkapkan, pihaknya secara berkelanjutan melakukan promosi untuk mempopulerkan furniture di tingkat nasional maupun internasional. Dengan memfasilitasi dunia industri untuk mengikuti pameran furnitur internasional secara rutin antara lain Trade Expo Indonesia (TEI), The International Furniture Show, IMM di Koln, Jerman untuk produk furnitur interior dan “China International Furniture Expo” di Shanghai, Tiongkok untuk produk outdoor dan interior. IFFINA ini sendiri merupakan pameran furnitur tingkat internasional di dalam negeri.

Pada pameran IMM Koln 2015 terjadi transaksi langsung dengan nilai USD 1,7 juta serta transaksi potensial sebesar USS 6,3 juta, meningkat sangat signifikan dibandingkan kepesertaan IMM Koln 2014 dengan transaksi USD 1,6 juta dan potensial USD 2,3 juta.

Ketua Asmindo M Taufik Gani mengakui bisnis furnitur dunia terus berbenah diri dengan menciptakan dan mengembangkan desain-desain baru. “Ini untuk menghadapi tantangan yang makin keras dan tuntutan konsumen dunia yang tentu saja menginginkan produk terbaik, kualitas baik dan harga bersaing,” ulasnya.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

 

Nilai Ekspor

Dalam era pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemerintah mendorong peningkatan daya saing industri melalui beberapa program hilirisasi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Dalam Undang-undang tersebut dinyatakan pemerintah dapat melarang atau membatasi ekspor sumber daya alam guna meningkatkan nilai tambah industri, pendalaman dan penguatan struktur industri dalam negeri.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Setelah diterapkannya program dan kebijakan tersebut, perkembangan industri furniture nasional mengalami kemajuan yang signifikan. Nilai ekspor furniture kayu dan rotan pada tahun 2012 mencapai sekitar USD 1,4 miliar dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan mencapai sekitar USD 1,8 miliar. Secara total pada tahun 2014 nilai ekspor furniture kayu dan rotan nasional mencapai kurang lebih USD 2,2 miliar.

Diprediksi nilai ekspor furniture kayu dan rotan olahan dalam lima tahun ke depan mencapai USD 5 miliar. Komposisi ekspor furniture Indonesia dilihat dari segi bahan baku masih didominasi oleh bahan baku kayu 59,5 persen, metal 8,1 persen, rotan 7,8 persen, plastik 2,3 persen, bambu 0,5 persen, dan lain-lain 21,3 persen.

Menurut Dirjen Industri Agro Panggah Susanto, Indonesia juga perlu memanfaatkan melimpahnya sumber bahan baku alami dan ramah lingkungan. “Di pameran ini dan pameran nasional maupun internasional selanjutnya, kita terus perkenalkan produk-produk green product. Ini keunggulan kita yang belum tentu dimiliki negara lain,” ujarnya. (T/een/P2)

 

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Indonesia
Indonesia
Ekonomi
Pendidikan dan IPTEK
Kolom
Kolom
Khadijah