Washinngton, MINA – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis Kamis (12/4) mendesak pemerintahnya untuk hati-hati menanggapi konflik Suriah.
Pernyataan Mattis itu memutar balik retorika Presiden Donald Trump tentang kemungkinan aksi militer ke Suriah, menyusul laporan serangan kimia yang terjadi di Douma dekat Damaskus akhir pekan lalu.
Mattis mengatakan kepada anggota Kongres bahwa AS “tidak akan terlibat dalam perang saudara itu sendiri”. AS tetap berkomitmen untuk negosiasi yang didukung PBB di Jenewa untuk mengakhiri perang.
“Kami mencoba untuk menghentikan pembunuhan orang-orang tak berdosa pada tingkat strategis,” katanya, demikian Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
“Strategi kami tetap sama seperti tahun lalu, untuk mendorong konflik ini ke arah perdamaian yang ditengahi PBB. Pada saat yang sama, kita menjaga kaki kita di leher ISIS sampai kita mati lemas,” katanya mengacu pada kelompok Islamic State di Suriah.
Pada hari Rabu, melalui unggahan di Twitter, Trump mengancam akan melancarkan pembalasan pada Pemerintah Suriah yang didukung Rusia.
Namun Trump kemudian menulis bahwa “tidak ada alasan” untuk antagonisme antara Washington dan Moskow. Ia menambahkan bahwa “kita membutuhkan semua bangsa untuk bekerja sama”.
Pada hari Kamis, Trump menambahkan di Twitter bahwa dia “tidak pernah mengatakan kapan serangan terhadap Suriah akan terjadi” tetapi “bisa segera atau tidak secepat itu!” (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon