Gaza, MINA – Di tengah intensitas serangan Israel yang terus meningkat di Gaza Utara, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyerukan agar Israel berhenti menyerang fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, dan pasien-pasien yang tidak berdaya.
“Peperangan yang ada di Gaza harus dihentikan karena apapun bantuan yang kita berikan, kalau perang dan konflik ini terus dilakukan korbannya adalah masyarakat sipil yang ada di Jalur Gaza dan itu pasti akan terus bertambah. Kami juga menyerukan agar fasilitas kesehatan yang ada di Palestina tidak diganggu guggat, tidak dirusak atau diserang dalam peperangan ini,” ujar Ketua Presidium MER-C dr. Hadiki Habib dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Rabu (9/10).
“Kami menyerukan tenaga kesehatan, perawat, dokter, bidan dan para medis yang bertugas di dalam Jalur Gaza untuk memberikan pelayanan kesehatan tidak di ganggu gugat, serta mereka yang ditahan agar dapat dibebaskan,” tambahnya.
Ia menegaskan, saat ini hal yang juga paling penting untuk masyarakat sipil di Jalur Gaza adalah membuka akses logistik seluas-luasnya, sehingga dapat memberikan dukungan sosial kepada masyarakat yang sekarang sudah terpinggirkan dan terisolir di dalam Gaza.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Hadiki meminta dunia internasional bersama-sama memberikan tekanan kepada penjajah Israel, untuk menghentikan genosida yang sekarang berlangsung di Jalur Gaza sehingga eskalasi peperangan dan krisis kemanusiaan tidak bertambah luas.
Israel telah mengeluarkan ultimatum evakuasi staf dan pasien kepada sejumlah rumah sakit di Gaza Utara termasuk Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Al-Awda dan Kamel Adwan, paling lambat hari ini.
Dua relawan MER-C yang berada di Gaza Utara terpaksa kembali mengungsi dan saat ini masih bertahan di RS Al Ahali Al-Arabi di Kota Gaza, menunggu lampu hijau dari WHO untuk melanjutkan perjalanan ke posko MER-C di Gaza Tengah.
Tindakan militer Israel sangat menghambat kemampuan Rumah Sakit untuk berfungsi, dan ada kekhawatiran sistem perawatan kesehatan yang lebih luas di Gaza Utara dapat dipaksa berhenti beroperasi, yang menyebabkan pengungsian massal warga sipil di wilayah tersebut.[]
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel