Jakarta, MINA – Lembaga kegawatdaruratan medis, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia menggelar pelatihan simulasi bencana, pada Sabtu-Ahad, (24-25/9), di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.
Dalam pelatihan ini, 30 peserta yang mengikuti pelatihan mendapat materi triase, manajemen logistik, Basic Life Support (BLS), penanganan korban cedera, pendarahan, patah tulang, serta cara pembidalan, evakuasi dan transportasi, overview disaster management, dan manajement posko.
Selain itu, digelar juga bincang bersama Presidium MER-C mengenai jihad profesi, dan pengenalan water rescue bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS).
Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad, dalam kesempatan itu mengatakan, banyak hal besar yang telah dilakukan bersama MER-C, seperti di luar kendali atau tidak mungkin tapi akhirnya bisa dilakukan karena kebesaran Allah.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
“Banyak aktifitas besar itu terjadi bukan karena kehebatan kita. Tapi kita bisa melakukan aktivitas besar yang akal kita tidak sampai tapi kita bisa melakukan itu, ada keajaiban yang terjadi dan itu di luar kendali kita. Hal yang sulit menjadi mudah karena kuasa Allah,” ujarnya.
“Menunaikan amanah yang menjadi keberkahan untuk apa yang kita lakukan. Tugas kita adalah memberi yang terbaik untuk umat, untuk bangsa,” kata Sarbini.
Anggota Presidium Ir. Faried Thalib yang juga turut hadir menceritakan bagaimana perjuangan MER-C membangun beberapa Rumah Sakit Indonesia di daerah konflik, di Gaza, Palestina dan Rakhine State, Myanmar.
MER-C telah melaksanakan lebih dari 300 misi kemanusiaan bencana alam, perang dan konflik, baik dalam negeri maupun luar negeri
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Sementara keanggotaan MER-C disebut relawan yang mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.(L/R7/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan