Jakarta, 6 Dzulqa’dah 1437/9 Agustus 2016 (MINA) – Presidium lembaga medis kemanusiaan MER-C Joserizal Jurnalis mengatakan akan menerjunkan relawan wanita ke Poso bersama Tim 13 untuk membantu damaikan konflik.
Selain tim medis, relawan itu nantinya akan berfungsi sebagai negosiator kepada kelompok bersenjata Santoso yang masih memilih bertahan di gunung.
Kapolda Sulawesi Tengah Rudy Sufahriadi beberapa hari lalu telah mengimbau pengikut Santoso yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) untuk segera turun dan menyerahkan diri.
“Semuanya relawan wanita,” kata Joserizal kepada wartawan pada konferensi pers Tim 13 di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (9/8) sore.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Ia mengatakan, diantara relawan itu ada dokter dan perawat medis.
Namun, ketika ditanya “mengapa semua wanita”, aktivis yang berpengalaman di daerah konflik dalam dan luar negeri ini belum mau mengungkapkan alasan keputusan itu.
Joserizal adalah salah satu dokter yang memiliki pengalaman dalam kerusuhan Poso tahun 2000. Ia bersama relawan MER-C lainnya pernah merawat secara medis anggota kelompok bersenjata Basri di Poso.
“Yang penting ada contact. Jika TNI izinkan kita masuk, ya kita masuk,” kata Joserizal kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Bersama Tim 13, pekan depan Joserizal dijadwalkan akan berangkat bertemu dengan Kapolda Sulawesi Tengah. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka