Kairo, 5 Muharram 1436/29 Oktober 2014 (MINA) – Pemerintah Mesir memerintahkan warga yang tinggal di sepanjang perbatasan timur negara itu dengan Jalur Gaza untuk mengevakuasi rumah mereka sebelum dihancurkan, karena tentara berencana untuk mendirikan zona penyangga.
Langkah itu diumumkan empat hari setelah orang-orang bersenjata menyerang sebuah pos militer yang menewaskan sedikitnya 31 tentara di Semenanjung Sinai, Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Setelah serangan itu, Mesir mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di sana. Keadaan darurat dinyatakan di utara dan tengah Sinai selama tiga bulan setelah serangan mematikan Jumat (24/10) lalu itu.
Pihak berwenang juga menutup tanpa batas perbatasan Gaza.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Pejabat Mesir mengatakan, zona penyangga akan mencakup parit berisi air untuk menggagalkan penggalian terowongan dengan lebar 500 meter dan di sepanjang 13 km perbatasan. Zona itu juga bertujuan menghentikan senjata dan perdagangan antara Mesir dan wilayah Palestina.
Perwira Angkatan Darat Mesir berbicara kepada warga yang terkena dampak secara langsung dan awalnya memberi mereka ultimatum 48 jam untuk pergi, tapi ditunda setelah mereka memprotes. Kelompok warga kini bernegosiasi dengan para pejabat lokal untuk melihat apakah mereka bisa memperpanjang batas waktu.
Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada wartawan.
Tentara Mesir telah melancarkan operasi besar-besaran di Sinai Utara terhadap kelompok-kelompok bersenjata dengan menghancurkan sebagian besar jaringan mereka, seperti terowongan penyelundupan yang menghubungkan Mesir dengan Gaza.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Media Mesir menuduh penguasa Hamas di Gaza ikut campur dalam urusan Mesir, namun pejabat Hamas membantah dan mengkritik pemerintah Mesir yang memaksakan aturan ketat di batas penyeberangan. (T/P001/P007/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)