Kairo, 20 Dzulqo’dah 1435/15 September 2014 (MINA) – Sebuah pengadilan pidana Kairo memerintahkan pembebasan dengan jaminan aktivis terkemuka Alaa Abdel Fattah-dan dua lainnya yang sebelumnya di penjara karena melanggar hukum protes kontroversial pada November 2013.
Alaa Abdel Fattah, Muhamad Abdel Rahman alias Noubi dan Wael Metwally dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan denda 100,000 pound Mesir atas tuduhan melakukan protes ilegal (tanpa izin pemerintah), yang mengakibatkan perusakan fasilitas publik.
Ketiga aktivis ini, beserta 22 lainnya di vonis penjara dengan tanpa kehadiran mereka di pengadilan (in absentia), harian Mesir Ahram melaporkan.
Pada akhir Agustus lalu, Alaa memulai mogok makan dalam tahanan setelah mengunjungi ayahnya yang sakit parah dan meninggal kemudian saat dirinya kembali ke penjara.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Protes rutin itu biasanya diselenggarakan setiap Jum’at dan Selasa di jalan-jalan di hampir seluruh provinsi di Mesir.
Sebelumnya sebuah putusan pertama pengadilan memvonis Abdel Fattah dan 24 orang lain dengan hukuman 15 tahun penjara dan denda masing-masing 100 ribu pound Mesir (sekitar 164 juta rupiah). Sidang berikutnya akan berlangsung pada 10 September.
Adik perempuannya, Sanaa, juga diadili karena dituduh melanggar hukum protes baru di Mesir yang membatasi dengan ketat setiap demonstrasi yang tidak memiliki izin.
Kampanye mogok makan dalam solidaritas dengan tahanan politik Mesir telah mendapatkan momentum, di mana makin banyak aktivis yang bergabung dengan aksi ini baik di dalam mau pun luar penjara.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kampanye yang diluncurkan pekan lalu mengecam penahanan berkepanjangan para tahanan tanpa adanya tanggal yang ditentukan untuk sidang mereka.
Sejauh ini, sejumlah 123 orang telah melakukan aksi mogok makan baik tahanan di dalam penjara mau pun aktivis di luar penjara di Mesir, menurut Freedom of the Brave, salah satu gerakan yang menyerukan pembebasan tahanan politik.
Di dalam penjara dan sel tahanan, terdapat 59 orang yang melakukan aksi menahan diri dari makan ini, sementara 64 lainnya adalah aktivis di luar tahanan.
Menurut Freedom of the Brave, dari 64 orang itu, 57 di antara melakukan mogok makan penuh sementara tujuh lainnya melakukan mogok makan sebagian.(T/R04R03)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon