Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesir-Sudan Optimis Atas Pembicaraan Bendungan Nil dengan Ethiopia

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 16 Agustus 2020 - 12:26 WIB

Ahad, 16 Agustus 2020 - 12:26 WIB

8 Views

Khartoum, MINA – Perdana Menteri Sudan dan PM Mesir pada hari Sabtu (15/8) menyatakan optimisme mereka bahwa pembicaraan dengan Ethiopia tentang pembangunan bendungan raksasa Sungai Nil akan membuahkan hasil.

Pembicaraan antara Ethiopia, Mesir dan Sudan ditunda pekan lalu setelah Addis Ababa bersikeras menghubungkan mereka untuk merundingkan kembali kesepakatan tentang berbagi perairan Nil Biru.

Mesir dan Sudan memandang bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) sebagai ancaman bagi pasokan air penting. Sementara Ethiopia menganggapnya penting untuk elektrifikasi dan pengembangannya. Arab News melaporkan.

Afrika Selatan, yang memegang jabatan presiden Uni Afrika dan menengahi negosiasi, telah mendesak negara-negara itu untuk “tetap terlibat” dalam pembicaraan.

Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri

Pada Sabtu PM Mesir Mostafa Madbouli melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Sudan sejak pembentukan pemerintahan transisi di Khartoum tahun lalu.

Setelah pembicaraannya dengan PM Sudan Abdalla Hamdok, pernyataan bersama dikeluarkan yang mengatakan bahwa “negosiasi adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah bendungan”.

Kedua perdana menteri mengatakan mereka “optimis mengenai hasil negosiasi” yang diadakan di bawah mediasi oleh Uni Afrika, menurut pernyataan itu.

“Penting untuk mencapai kesepakatan yang menjamin hak dan kepentingan ketiga negara,” katanya, dan menambahkan bahwa “mekanisme untuk menyelesaikan perselisihan,” harus menjadi bagian dari kesepakatan apa pun.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

GERD telah menjadi sumber ketegangan di lembah Sungai Nil sejak Ethiopia memulai proyek tersebut pada tahun 2011.

Mesir dan Sudan meminta “hak bersejarah” atas sungai yang dijamin oleh perjanjian yang dibuat pada tahun 1929 dan 1959.

Tapi Ethiopia menggunakan perjanjian yang ditandatangani pada 2010 oleh enam negara tepi sungai dan diboikot oleh Mesir dan Sudan yang mengesahkan proyek irigasi dan bendungan di sungai. (T/RS2/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Timur Tengah