Jakarta, MINA – Mikroplastik merupakan zat plastik berukuran sangat mini yang menjadi monster kecil pembunuh biota laut. Ukuran yang sangat mini tersebut tengah mengancam kesehatan lingkungan serta kehidupan di perairan Indonesia.
“Dari 78 juta ton plastik yang manusia gunakan, hanya dua persen yang bisa didaur ulang, sementara sisanya berakhir di lautan dan mengancam biota yang ada,” kata M. Reza Cordova, peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI, Jakarta, Selasa (20/2).
Dia menerangkan dari jumlah keseluruhan tersebut, 32 persen sisanya masuk ke ekosistem dan sampah plastik menjadi ancaman bagi kehidupan yang ada di laut.
Hal itu dikatakan Cordoba saat memberikan presentasi di acara Media Briefing Tiga Hasil Riset Kelautan LIPI, yang memperingati 113 tahun Pusat Penelitian Oseanografi.
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI itu mengungkapkan, jumlah mikroplastik yang ada di Indonesia relatif cukup kecil, tapi ukuran yang besar lebih banyak. Meski terlihat, tapi biota laut tidak bisa mengenalinya.
“Misal plastik yang berukuran besar, memang terlihat, tapi hewan laut tidak tahu jika yang di makan adalah plastik. Seperti temuan kami, seekor penyu yang mengira plastik ubur-ubur, akhirnya dia memangsanya yang menyebabkan rusak dan robek bagian saluran pencernaanya,” jelasnya.
Pusat Penelitian Oseanografi telah mengarungi masa yang cukup panjang untuk sebuah lembaga riset. Satuan kerja LIPI ini telah melewati beragam dinamika zaman mulai dari zaman penjajahan, perang kemerdekaan, revolusi fisik, hingga sekarang.
“Kini, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI telah berkembang dari hanya satu bangunan laboratorium sederhana yang bersifat semi permanen riset di Pasar Ikan (sekarang Sunda Kelapa) menjadi empat bangunan gedung bertingkat dengan fasilitas riset yang lengkap dan menaungi ratusan personel peneliti,” tutur Dirhamsyah, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.
Baca Juga: Syubban Fatayat Masjid At-Taqwa Cibubur Gelar Program Youth Camp di Purwakarta
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI telah berkontribusi dalam pembangunan nasional, khususnya pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan. Misalnya sebagai rujukan (clearing house) mengenai data kondisi ekosistem pesisir dan scientific authority dari penentuan kuota perdagangan biota laut.
Selama 113 tahun berdiri, P2O LIPI secara kosisten mengumpulkan data dan informasi terkait bidang penelitian oseanografi. Salah satu data yang secara konsisten dihasilkan dari P2O – LIPI adalah data ekosistem penting di wilayah pesisir, yaitu terumbu karang, padang lamun, dan mangrove serta lingkungan perairannya. P2O – LIPI sebagai pemegang mandat walidata berkomitmen menjalankan kegiatan pemantauan terumbu karang dan ekosistem terkait serta pengumpulan data dan informasi kelautan lainnya. (L/P3/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UAR Beri Pelatihan Mitigasi Bencana di SDN Ragunan 05 Pagi Jaksel