Kachin, MINA – Militer membakar sebuah desa di Myanmar tengah setelah bentrokan dengan penduduk anti kudeta, menyebabkan setidaknya dua orang tua terbakar sampai mati dan terbakarnya dua ratusan rumah penduduk, menurut beberapa orang yang tinggal di desa itu.
Berita tentang kekerasan yang diduga dilakukan oleh militer muncul ketika protes terhadap kudeta 1 Februari berlanjut, dengan puluhan pengunjuk rasa menggunakan sepeda motor mengadakan mogok fajar di Negara Bagian Kachin.
Ratusan orang berbaris di Kotapraja Hpakant di Wilayah Sagaing, serta di Dawei di Wilayah Tanintharyi pada hari Kamis (17/6), Al Jazeera melaporkan.
Televisi pemerintah MRTV mengatakan, kebakaran pada hari Selasa di Kin Ma, sebuah desa berpenduduk sekitar 800 orang di Wilayah Magway, disebabkan oleh “teroris” dan bahwa media yang melaporkan sebaliknya “dengan sengaja merencanakan untuk mendiskreditkan militer”.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Yang tersisa dari Kin Ma pada hari Rabu (16/6) adalah sekitar 30 rumah, dengan sekitar 200 rumah menjadi tumpukan abu dan batu bata, menurut beberapa penduduk desa yang memberikan laporan tentang insiden tersebut.
Api cukup besar untuk direkam oleh sistem pelacakan api satelit NASA pada pukul 21:52 (15:22 GMT) pada hari Selasa.
Penduduk desa yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, pasukan keamanan membakar setelah menghadapi lawan kudeta dan setidaknya dua orang tewas.
Seorang sukarelawan berusia 32 tahun yang membantu orang-orang terlantar dari desa mengatakan, dua orang yang tewas adalah penduduk lanjut usia yang tidak dapat menyelamatkan diri dari rumahnya selama kebakaran.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Dia mengatakan beberapa orang kembali ke desa pada hari Rabu dan menemukan mayat. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan