Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mogok Makan, Mantan Tahanan Guantanamo Dibawa ke RS Uruguay

Rudi Hendrik - Selasa, 6 September 2016 - 23:36 WIB

Selasa, 6 September 2016 - 23:36 WIB

447 Views

Montevideo, 4 Dzulhijjah 1437/6 September 2016 (MINA) – Seorang mantan narapidana penjara Guantanamo yang dipindahkan ke Uruguay, dirawat di rumah sakit pada Senin (5/9) karena menderita efek dari aksi mogok makannya yang berkepanjangan.

Jihad Diyab, warga Suriah 45 tahun, telah melakukan mogok makan sebagai cara protes kepada pemerintah Uruguay agar dirinya dipertemukan kepada keluarganya di Turki.

“Kondisinya sangat buruk, tekanan darahnya sangat tinggi, denyut nadinya lemah, ia menderita banyak rasa sakit. Dia sangat kurus dan sangat dehidrasi,” kata sumber yang meminta status anonim, demikian Alaraby.co.uk memberitakan yang dikutip MINA.

Diyab telah berulang kali bentrok dengan pihak berwenang di Uruguay sejak ia direlokasi sebagai pengungsi hampir dua tahun lalu bersama lima mantan tahanan Guantanamo lainnya.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Keenamnya memiliki perselisihan dengan pemerintah Uruguay dalam hal perumahan dan tunjangan hidup.

Diyab sendiri pernah mengatakan, pemerintah Uruguay tidak melakukan upaya yang cukup untuk kembali menyatukan dia dengan keluarganya.

Diyab pernah menyebabkan kepanikan pada bulan Juni ketika ia menghilang menghindari pengawasan perbatasan dan menyelinap ke Venezuela.

Kemudian dia muncul di konsulat Uruguay di Caracas pada bulan Juli, meminta untuk dibawa kepada keluarganya di Turki. Dia lalu ditangkap dan ditahan sebelum dideportasi kembali ke Uruguay pada 30 Agustus.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Diyab sebelumnya mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ia telah mogok makan selama 20 hari, dimulai ketika ia dipenjara di Venezuela dan telah tidak minum cairan selama tiga hari.

Para pejabat Uruguay mengatakan, pemerintah Turki telah menolak mengizinkan Diyab masuk dan mereka sedang mencoba untuk mengatur agar keluarga Diyab mau pindah ke Uruguay.

Namun Diyab mengatakan, ia tidak akan bisa membantu keluarganya jika di Uruguay dan meminta relokasi kembali ke tempat lain. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)               

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Palestina