Bani Walid, Libya, MINA – Lebih dari 100 migran dan pengungsi yang ditawan oleh pedagang manusia ditembak saat melarikan diri dari penjara rahasia di Libya barat laut, kata Doctors Without Borders (MSF), Jumat (25/5).
Organisasi medis internasional yang juga dikenal sebagai Medicins Sans Frontiers mengatakan, banyak yang tewas dan menderita cedera, demikian The New Arab melaporkan.
Banyak warga di kota Bani Walid, termasuk anggota pasukan keamanan, rumah sakit, pekerja kota, dan para sesepuh, berusaha melindungi para pelarian ketika mereka dikejar oleh para penculiknya yang bersenjata.
MSF mengatakan, korban selamat dari pelarian pada Rabu (23/5) malam itu melaporkan bahwa setidaknya 15 orang tewas dan hingga 40 orang yang kebanyakan wanita, tertinggal.
Baca Juga: Minuman Cola Gaza ”Bebas Genosida” Hebohkan Inggris
Dikatakan bahwa staf MSF membantu merawat 25 orang yang terluka di Rumah Sakit Umum Bani Walid, termasuk tujuh orang dengan luka tembak yang parah dan beberapa patah tulang.
Organisasi itu mengatakan para korban sebagian besar remaja dari Eritrea, Ethiopia dan Somalia yang mencoba mencari suaka di Eropa.
Beberapa korban yang mengalami trauma mengatakan kepada staf MSF bahwa mereka telah ditahan selama tiga tahun.
Banyak dari mereka memiliki bekas luka yang terlihat, bekas disetrum listrik, dan luka lama yang terinfeksi, menggambarkan beratnya siksaan yang mereka derita.
Baca Juga: Demonstran Pro-Palestina di Kanada Bakar Patung Netanyahu
Libya jatuh dalam kekacauan menyusul pemberontakan 2011 yang menggulingkan dan membunuh Presiden Moammar Gadhafi.
Sejak tahun 2014, negara ini telah terbelah antara dua pemerintah dan parlemen yang bersaing dengan basis di wilayah barat dan timur, masing-masing didukung oleh milisi dan suku yang berbeda.
MSF mengatakan, pelarian dan penembakan itu adalah contoh terbaru dari “kengerian yang sedang berlangsung” yang diderita oleh banyak migran dan pengungsi yang melarikan diri dari kemiskinan dan konflik di Afrika dan Timur Tengah.
Para migran dan pengungsi harus transit melalui Libya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa. (T/RI-1/B05)
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza