Jakarta, MINA – Mubalig Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Ustaz Mukhlisin menyampaikan rahasia di balik hikmah mengapa ketika akan membaca Al-Quran diperintahkan untuk ber-isti’adzah, yakni membaca ta’awudz, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
“Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk,” katanya merujuk kepada Al-Quran surat An-Nahl ayat 98 di depan jamaah taklim bulanan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Bekasi, Jawa Barat, Ahad pagi (8/12).
Amir Ta’lim dan Tadrib Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Jabodetabek ini memaparkan, ada enam alasan mengapa ketika akan membaca Al-Quran diperintahkan untuk ber-isti’adzah sebagaimana yang ia kutip dari pendapat Fathur Razi dalam kitabnya “Wa Rattilil Qur’ana Tartiilaa”.
“Pertama, dengan ber-isti’adzah berarti pembaca Al-Quran betul-betul mengharapkan pertolongan Allah dari gangguan dan godaan setan, seperti malas, mengantuk, dan gangguan lainnya yang sangat berat. Kedua, karena setan berupaya dengan gigih mengganggu dan membisikkan kepada pembaca Al-Quran agar was-was dan ragu-ragu terhadap ayat-ayat Al-Quran yang dibacanya,” kata mahasiswa semester 6 Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta ini.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Ketiga, dikarenakan orang yang membaca Al-Quran itu benar-benar ingin menghambakan dirinya kepada Allah, maka yang demikian itu membuat setan tidak rela.
Keempat, bagi orang yang membaca Al-Quran, terlintas dalam benaknya rasa kebahagiaan ketika membaca ayat-ayat tentang nikmatnya surga, nikmatnya ketaatan, nikmatnya keikhlasan, nikmatnya menuntut ilmu. Namun sebaliknya jika menjumpai ayat-ayat tentang ancaman, dampak buruk orang-orang yang memakan harta riba, orang yang maksiat kepada Allah, lalu menangis dan tersungkur bersujud.
“Sedangkan setan tidak suka kepada orang-orang yang tersungkur sujud,” katanya.
Kelima, ketika membaca Al-Quran maka akan menambah penghayatan nilai-nilai ketaatan bagi pembacanya dan jiwanya menjadi tenang. Hal ini membuat syaitan tidak senang.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Keenam, membaca Al-Quran merupakan sebesar-besarnya ketaatan dari ibadah-ibadah lainnya, maka setan pun berupaya maksimal untuk menggoda dan memalingkan. (L/SK/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia