Riyadh, 28 Dzulhijjah 1435/22 Oktober 2014 (MINA) – Mufti Agung Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh mengatakan, musuh-musuh Islam menggunakan situs jejaring sosial seperti Twitter untuk menyebarkan kebohongan tentang agama dan menyerang Muslim.
Al-Asheikh, yang juga Ketua Dewan Ulama Nasional membuat pernyataan dalam sebuah acara di televisi Saudi, Selasa (21/10), Arab News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Mufti meminta pengguna Twitter Saudi untuk berpikir dengan hati-hati tentang apa yang mereka posting.
Dia mendesak para pengguna Twitter untuk memastikan postingan mereka tidak merusak legitimasi penguasa negara.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Mereka yang berbicara buruk tentang Islam tanpa rasa malu, tidak memiliki iman dan tidak takut akan Allah,” katanya.
Dia mengatakan, orang-orang yang berperilaku dengan cara ini tidak peduli tentang siapa pun.
Dia juga mengatakan, Twitter telah menjadi situs yang mempromosikan semua jenis “kejahatan”.
“Jika orang-orang menggunakannya untuk keuntungan mereka, akan lebih baik, tapi sayangnya itu digunakan untuk hal-hal sepele,” katanya.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mufti mengutip ayat Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat enam, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Menurutnya, saat ini banyak orang yang kecanduan Twitter. “Mereka berpikir bahwa apa pun yang diposting atau tertulis adalah informasi dan berita yang dapat dipercaya, tapi itu semua kebohongan dan kepalsuan,” katanya.
Argumen Mufti Agung ini muncul di saat lembaga media sosial, Klinik Sosial, menemukan ada lebih tiga juta pengguna Twitter aktif di Arab Saudi awal tahun ini, yang menghasilkan lebih dari 50 juta tweet per bulan. Ini lebih besar dari rata-rata global.
Dalam laporan sebelumnya, lembaga mengatakan, beberapa outlet media Barat menggunakan Twitter untuk mengamati dan memantau opini, sikap dan tren publik Arab Saudi.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Ini bukan pertama kalinya Al-Asheikh berkomentar tentang penggunaan Twitter. Dalam khutbahnya tahun lalu dia mengatakan, sejumlah pengguna Twitter menyebarkan perpecahan dan kekacauan di negara itu dan menghasut orang untuk bangkit melawan para pemimpin bangsa. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah