Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Jogokariyan: Jadikan Masjid Rujukan Masyarakat Putus Penyebaran Covid-19

kurnia - Selasa, 19 Mei 2020 - 12:28 WIB

Selasa, 19 Mei 2020 - 12:28 WIB

12 Views ㅤ

Masjid Jogokariyan. (Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Hampir semua masjid tidak menjadi tempat ibadah sebagaimana mestinya demi untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19, tetapi berbeda dengan Masjid Jogokariyan di Yogyakarta.

“Masjid Jogokaryan semakin sibuk dalam melayani masyarakat, bisa dikatakan kesibukannya dua kali lipat dari biasanya,” kata Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, KH Muhammad Jazir ASP dalam diskusi virtual zoom acara Webinar yang diadakan oleh Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) dengan tema ‘Momentum Kebangkitan Umat: Peran Masjid Dalam Pemberdayaan Ekonomi Dan Sosial Umat Di Tengah Pandemi Covid-19’, Senin (19/5).

Ia mengatakan, masjid tidak boleh terpisahkan atau jauh dari masyarakat, masjid harus menjadi sentral dari semua aktivitas masyarakat.

Pada acara Webinar tersebut hadir pula Ketua Umum KB PII Nasrullah Larada, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Anggota DPD RI Bapak Jimly As Shidiqie, mantan Wakil Presiden yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, Motivator Rendy Syahputra, Entrepernur Valentino Dinsi dan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam, Drs. Moh. Agus Salim, M.Pd .

Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terjadi?

Menurut Jazir, masjid harus menjadi pusat kegiatan masyarakat baik peribadatan sosial ekonomi, politik, budaya, pertahanan dan lain sebagainya. Pada masa PSBB ini Masjid Jogokaryan menjadi tumpuan dan harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan bantuan.

“Bantuan yang diberikan oleh masjid Jogokariyan tidak hanya bantuan yang bersifat jangka pendek atau short term berupa sembako, tetapi juga pemberdayaan yang bersifat jangka panjang atau long term,” kata Jazir.

Bantuan yang bersifat jangka pendek seperti pembagian sembako hanya bersifat sementara. Yang jauh lebih penting dari itu adalah pemberdayaan masyarakat di tengah gelombang PHK, tidak boleh keluar rumah dan juga saat ekonomi carut-marut.

Menghadapi hal ini, Masjid Jogokariyan mengambil inisiatif yaitu memberdayakan masyarakat melalui berbagai program yang bisa dilakukan oleh masyarakat sesuai dengan protokol kesehatan. Misalnya, Masjid Jogokariyan meminta kepada ibu-ibu penjahit untuk membuatkan masker.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan

Masjid Jogokaryan sendiri mengeluarkan uang kasnya untuk membeli bahan-bahan masker yang kemudian dijahit oleh ibu-ibu di rumah masing-masing. Masker-masker tersebut kemudian dijual atas nama masjid, sehingga masjid tetap mempunyai kas untuk kemudian digulirkan lagi dengan program-program yang lainnya.

Tak sedikit orang-orang yang datang mengadu ke Masjid Jogokariyan. Mereka adalah orang-orang yang dirumahkan atau di PHK dari tempat kerjanya.

Pengurus Masjid Jogokariyan mempunyai inisiatif untuk memberdayakan para koki yang diberhentikan dari restoran untuk membuat bumbu-bumbu masakan yang kemudian dijual oleh masjid. Dari penjualan tersebut, masjid mendapatkan uang kas dan keuntungan bagi para koki tersebut.

“Masih banyak lagi kreativitas dan pemberdayaan yang dilakukan oleh masjid Jogokariyan yang membuat masjid dijadikan pusat ibadah, pengaduan, harapan dan pusat kegiatan oleh masyarakat,” pungkasnya.

Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online

Selain itu, social preneur Valentino Dinsi menyampaikan, dalam keadaan wabah seperti ini, maka masjid dapat memerankan peranan yang sangat penting untuk mendorong perekonomian masyarakat.

“Ada sejumlah peluang usaha bagi masjid di masa Covid-19, di antaranya kuliner, sembako, buat whatapps group (WAG) untuk saling berbelanja, membuat hand sanitizer, menyediakan jasa tukang cukur dan bengkel panggilan, perbaikan komputer, jasa kecantikan, menyediakan makanan segar, herbal Indonesia masjid harus menjadi warung bagi masyarakat,” ujar Valentino.

Menurut Valentino, masjid akan berdaya dan masyarakat jika masjid membuat warung masjid sehingga menjadi suatu ekosistem yang akan dibutuhkan oleh masyarakat.

Dari diskusi tersebut, baik Pengurus masjid Jogokaryan maupun Valentino Dinsi bersedia untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada masjid-masjid untuk menjadikan masjidnya berdaya. (L/R3/RI-1)

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

Rekomendasi untuk Anda