Jakarta, MINA – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah mengamati ketidakseragaman daftar boikot produk yang terafiliasi Israel di Indonesia.
“Umat muslim harus memiliki pandangan yang sama terkait produk-produk yang harus diboikot. Perlu ada kesamaan pandang soal ini, sehingga muslimin tidak ragu mana yang harus diboikot dan mana yang tidak,” kata Ikhsan dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat (31/5).
Hal itu dia sampaikan saat tampil sebagai salah satu pembicara dalam seminar online (webinar) yang digagas Aqsa Working Group, sebuah lembaga nirlaba yang peduli pada isu Palestina, di Jakarta, Senin (27/5).
Ikhsan mensinyalir sejumlah perusahaan multinasional asing yang pro terhadap israel memanfaatkan ketidakseragaman daftar boikot yang beredar luas di masyarakat, untuk melakukan perlawanan balik.
Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Gelar Doktor Bahlil
Dia menegaskan gerakan boikot terbukti efektif untuk menekan korporasi asing yang pro Israel. Dia menyebut berdasarkan laporan yang diterima MUI omzet sejumlah brand ternama turun drastis hingga 30-45% dalam kurun tiga pekan pertama sejak merebaknya gerakan boikot.
“Kekuatan gerakan boikot ini dahsyat, tidak bisa diabaikan. Boikot ini satu-satunya yang bisa melumpuhkan perekonomian Israel dan Amerika, yang merupakan penyokong utama persenjataan Israel,” terangnya.
Lebih jauh, Ikhsan menjelaskan sebenarnya di Indonesia sudah ada lembaga yang secara spesifik mengeluarkan daftar boikot produk pro Israel. Menurutnya ini bisa menjadi rujukan masyarakat Muslimin.
“Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) yang telah mengeluarkan daftar 10 produk terafiliasi Israel dan ini bisa rujukan,” katanya.
Baca Juga: Pelatih Timnas Arab Saudi Puji Suporter Indonesia
Ikhsan mengungkapkan, gerakan boikot justru membawa dampak positif bagi perekonomian nasional. Sejak boikot menggelora pada Oktober 2023, kata dia, banyak warga Muslim yang berbondong-bondong beralih mengonsumsi produk buatan lokal.
“Ini sangat penting diketahui masyarakat, produk makanan, minuman dan obat-obatan nasional mengalami peningkatan penjualan. Boikot ini jihad bersama kita untuk meningkatkan produk nasional. Produk nasional yang selama ini selalu ‘diawasi’ oleh produk nasional, seolah kualitasnya selalu kalah, akhirnya bisa unjuk gigi,” imbuhnya.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir Rob Muara Angke Capai Satu Meter, Warga Dievakuasi