Baghdad, MINA – Koalisi Irak pimpinan ulama Muqtada Al-Sadr yang pekan lalu telah memimpin hasil sementara pemilihan parlemen Irak, dipastikan memenangi pemilu tersebut.
Hasil pemilu itu menjadi salah satu perubahan terbesar di sistem politik Irak dalam beberapa tahun terakhir.
Sairoon – aliansi kejutan antara Gerakan Sadrisme dan Partai Komunis Irak – dipastikan memenangkan pemilu setelah penghitungan diumumkan oleh Komisi Pemilu pada Sabtu (19/5).
Koalisi Sairoon telah memenangkan 54 kursi di parlemen, demikian The New Arab melaporkan.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Sadr telah memimpin kampanye tentang platform anti-korupsi dan berjanji untuk mengakhiri campur tangan asing di negara itu.
Iran dan Amerika Serikat adalah kekuatan politik dan militer asing yang dominan di negara itu. Keduanya telah menjadi sasaran Sadr sepanjang kampanyenya.
Namun, Teheran mengirim komandan Angkatan Quds Qassem Soleimani ke Baghdad dan bersumpah tidak akan menerima kemenangan Sadr.
Sadr menanggapi melalui Twitter dengan mengatakan, “Reformasi menang dan korupsi semakin berkurang.”
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Meskipun menang, Sadr mengatakan bahwa dirinya tidak ingin dijadikan perdana menteri, karena itu dia tidak mencalonkan diri dalam pemilihan.
Diperkirakan bahwa akan ada bulan-bulan tawar-menawar politik untuk membentuk pemerintahan.
Menurut beberapa pengamat, meski kubu Perdana Menteri Haider Al-Abadi di urutan ketiga dari hasil pemilu, tawar-menawar politik bisa saja mempertahankan Abadi tetap sebagai perdana menteri dengan blok Sadr yang mendominasi kabinet.
Sementara partai milisi Hashd Al-Shaabi yang pro-Iran adalah blok terbesar kedua dengan 47 kursi. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Mi’raj News Agency (MINA)