Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Museum Al-Quran Raksasa di Palembang

Admin - Sabtu, 30 Januari 2016 - 21:13 WIB

Sabtu, 30 Januari 2016 - 21:13 WIB

1340 Views ㅤ

foto: Aysah
foto: Aysah

Ornamen interior di Museum Al-Quran Raksasa di Palembang. (Foto: Aysah/MINA)

Palembang sebagai ibukota Sumatera Selatan yang pernah menjadi pusat peradaban Kerajaan Sriwijaya ini terdapat banyak objek wisata syariah terbaik.

Salah satunya Museum Al-Quran Raksasa, Bait Al-Quran Al-akbar yang berlokasi di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, RT 03, RW 01 Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang, atau tepatnya di Pondok Pesantren Al-Ihsaniyah Gandus Palembang.

Berdirinya Bait Al-Quran Raksasa ini dimulai dari tahun 2002-2009, tetapi baru diresmikan secara umum atau dibuka pada 30 Januari 2012 oleh Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Indonesia yang ke-6.

H. Syofatillah Mohzaib, S.Sos.I ialah orang yang mempunyai ide sekaligus penulis Al-Qur’an Akbar ini dan untuk pembuatannya tersebut dibentuk tim yang berjumlah 35 orang.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Syofatillah mendirikan Al-Quran Akbar yang pertama tidak lain bertujuan untuk mensyi’arkan, khususnya bagi umat Islam atau warga Palembang agar bisa mencintai dan menghargai Al-Quran. “Dia juga ingin melalui museum ini meningkatkan pariwisata religi,” kata Syarkoni pengurus Museum Al-Quran Raksasa Palembang kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Al-Quran Raksasa itu terbesar dan pertama di dunia dengan bentuk mushaf Al-Quran Raksasa terdiri dari 30 juz, namun yang terpajang baru separuhnya atau 15 juz, sementara sisanya masih disimpan dan belum terpasang.

Sejumlah 30 juz ayat suci Al-Quran berhasil dipahat/diukir ala khas Palembang dalam lembar kayu dan menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu trembesi atau setingkat kayu jati dengan biaya tidak kurang Rp 2 miliar, di mana masing-masing lembar ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter serta berat satu keping kayunya rata-rata 50 kg.

Dari 30 Juz Al-quran tersebut jika dihitung perlembar atau perkepingnya berjumlah 315 lembar. Ornamen atau bingkainya memiliki ukiran khas budaya Palembang tetapi corak dan warnanya tidak lepas dari pengaruh kebudayaan Cina.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Proses pembuatannya sendiri memakan waktu relatif lama, sekitar tujuh tahunan. Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman itu juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula.

Al-Quran terbesar itu sebelum resmi dipublikasikan, sengaja di pajang seluruh ayat-ayat suci di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga tahun untuk mendapat koreksi dari seluruh umat.

Pada akhir 2011, Al-Quran tersebut dinilai layak untuk dipublikasikan dan pada Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar yang dicetak di atas lembaran kayu trembesi.

Al-Quran yang proses pemahatannya berlangsung pada 2003 sampai 2008 itu sebelumnya sempat dipamerkan dan disimpan di Masid Agung Palembang.(L/AE/R05)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia