Riyadh, MINA – Museum Seni Arab-Islam Al-Faisal di Riyad dibuka kembali untuk umum sejak Senin (28/2), setelah mengalami pekerjaan pembaruan yang dimulai tahun lalu, dengan pameran baru yang juga menampilkan 36 manuskrip langka dari koleksi lebih dari 28.500.
Pameran tersebut bertajuk “Harta Karun Pusat Penelitian dan Studi Raja Faisal”, Arab News melaporkan.
Turki Al-Faisal, Ketua Dewan Direksi Museum, mengatakan dalam upacara pembukaan kembali pada Ahad (27/2), pameran baru bertujuan memperkenalkan pengunjung dengan beberapa manuskrip dan karya cetak paling “luar biasa” yang dimiliki oleh Kerajaan.
Museum diresmikan oleh Pangeran Mohammed bin Abdulrahman bin Abdulaziz, Wakil Gubernur Riyadh, yang menekankan pentingnya warisan Arab-Islam.
Baca Juga: Lateefah Simon jadi Warga Muslim Amerika Keempat Terpilih di Kongres AS
Pameran tersebut meliputi: “Kalila and Dimna” (1346), yang berisi fabel hewan purba yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Ibn Al-Maqaffa dan diyakini sebagai versi tertua kedua di dunia, Al-Quran edisi abad ke-14 dari Kairo yang ditulis selama era Mamluk; satu salinan Al-Quran edisi kedua yang dicetak di Eropa yang berasal dari tahun 1694 (salinan Al-Quran pertama di Eropa dicetak di Venesia pada abad ke-15); “The Description of Egypt” (1809) yang menjadi salah satu dari hanya lima eksemplar ensiklopedia edisi pertama; dan salinan “Kitab Pelajaran” (Kitab Al-Ibar) yang ditulis di Kairo abad ke-15 oleh intelektual Muslim terkemuka Ibn Khaldun, berisi komentar tulisan tangan penulis.
Museum juga telah menyegarkan tampilan di galeri permanennya, yang kini memuat 92 contoh seni Arab-Islam dengan judul “Narasi Peradaban Arab-Islam”.
Museum ini buka pada hari Sabtu – Kamis, mulai pukul 9.00 – 21.00 tanpa dipungut biaya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Sambut Baik Pengumuman Gencatan Senjata di Gaza