BANJIR menjadi musibah terbesar kala musim penghujan tiada henti. Banjir yang saat ini melanda wilayah Jabodetabek sangat dirasakan dampaknya oleh mereka yang terdampak. Lalu, bagaimana orang beriman menyikapinya?
Seperti juga banjir, musibah memang beragam jenisnya. Ada yang menimpa jiwa seseorang, ada yang menimpa tubuhnya, ada yang menimpa hartanya, ada yang menimpa keluarganya, dan ada yang menimpa sisi lainnya.
Allah menyebutkan di dalam ayat:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ
Baca Juga: Menjadi Manusia yang Penuh Kasih Sayang
Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah [2] : 155).
Ayat ini adalah pemberitaan dari Allah kepada orang-orang beriman, bahwa Allah akan menguji mereka dengan perkara-perkara supaya nyata diketahui orang-orang yang sabar.
Orang beriman tentu akan bersabar tatkala ditimpa musibah, yakni tetap dalam taat kepada Alah, bahkan semakin mendekat kepada Allah. Justru minta tolong kepada Allah atas musibah yang menimpanya, seraya berdoa agar mendapatkan pertolongan dan kesabaran menghadapinya.
Maka, sikap terbaik bagi orang beriman tatkala mendapatkan musibah adalah apa yang disebutkan pada ayat berikutnya:
Baca Juga: 7 Tips Membuat Momen Ramadhan Lebih Spesial Bersama Pasangan
الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Artinya : “(orang-orang yang sabar yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ (Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami kepada-Nya kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah [2] : 155-157).
Inilah yang disebut dengan ucapan istirja’ yaitu ucapan:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ
Baca Juga: Da’i Rabbani: Berbicara dengan Hati, Berdakwah dengan Adab
Artinya : “Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali.”
Kita mesti yakin kepada ketentuan dan kekuasaan Allah, bahwa apa yang ditakdirkan Allah terjadi niscaya akan menimpanya, tidak meleset sedikit pun. Sedangkan apa yang tidak ditakdirkan oleh-Nya pasti tidak akan menimpanya. Semua musibah itu sudah tercatat di sisi Allah.
Seperti Allah menyebutkan di dalam ayat:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ. لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
Baca Juga: Ramadhan: Momentum Kepedulian Umat Islam terhadap Palestina
Artinya : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid [57]: 22-23).
Di dalam haditsnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
Artinya : “Senantiasa cobaan menimpa seorang mukmin dan mukminah pada tubuhnya, harta dan anaknya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa.” (H.R. Ahmad dan At-Tirmidzi).
Baca Juga: Hidup Itu Seperti Game, Yuk Cek Level Kita!
Adapun hikmah musibah bagi warga lainnya, terlebih musibah banjir yang sekarang sedang melanda beberapa wilayah, adalah menumbuhkan jiwa sosial dan solidaritas untuk membantu mereka yang terkena musibah. Kita pun dapat saudara-saudara kita yang tertimpa musibah dan bencana dengan dukungan doa, moral, material, sebagai tim SAR, menyiapkan makanan, dan apa yang kita bisa lakukan.
Karena itu, marilah kita jangan terlalu bersedih, berduka, atau nestapa berkepanjangan tiada tara atas musibah banjir ini. Yakinkan diri dan mantapkan hati bahwa semua atas kehendak Allah. Itu semua menunjukkan betapa lemahnya kita dan betapa Mahakuasanya Allah Ta’ala.
Apapun yang terjadi, khususnya musibah banjir yang menimpa sebagian di bulan suci Ramadhan ini, semoga semuanya membawa ridha dan hikmah dalam kehidupan. Serta membuat kita tetap beribadah kepada Allah, bahkan lebih dekat lagi, tetap menjalankan puasa Ramadhan dengan ridha. Aamiin. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Semangat Ramadhan untuk Pembebasan Masjidil Aqsa