Bangui, 20 Shafar 1435/23 Desember 2013 (MINA) – Umat Muslim di Bangui, Republik Afrika Tengah (CAR), melakukan unjuk rasa dengan mengangkat plakat dan meneriakkan “Hollande adalah seorang kriminal”, merujuk pada Presiden Perancis François Hollande.
Demonstran Ahad itu memblokir jalan menggunakan batu, tong logam dan potongan kayu, Anadolu Agency melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Sebelumnya pada hari itu, pasukan penjaga perdamaian Perancis dan Kongo dengan keras mencoba menghentikan protes anti-Perancis yang dilakukan oleh Muslim di Bangui.
Para prajurit Perancis dan Kongo menembakkan tembakan gas air mata dan granat nitrogen untuk membubarkan para demonstran di lingkungan Galabadia, dekat dengan kediaman pribadi Presiden Michel Djotodia.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Para pengunjuk rasa membakar ban dan memblokir jalan-jalan sambil membawa plakat anti-Perancis.
“Kejahatan Perancis melawan Republik Afrika Tengah,” bunyi satu plakat.
Muslim di ibukota telah frustrasi dan marah pada intervensi Perancis, mereka klaim pasukan Perancis untuk melawan penduduk Muslim.
“Masalah segera terjadi setelah Perancis menginjakkan kaki di negeri ini,” kata Isa Hassan, imam Masjid Al-Noor di Kilometer 5 kepada Anadolu.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Muslim normal tidak pernah menyerang siapa pun dan bahkan sekarang kita menahan diri, tetapi Perancis melucuti Muslim dan memungkinkan mereka untuk dibunuh oleh massa,” katanya.
Perwakilan dari umat Islam saat ini memberikan ultimatum pada Ahad kepada pasukan Perancis di negara itu, supaya mengakhiri apa yang mereka gambarkan sebagai dukungan Perancis terhadap milisi Kristen anti-Balaka.
Perancis mengancam Muslim, jika melawan pasukan Perancis, negara itu akan dibagi menjadi utara untuk Muslim dan dan selatan untuk Kristen.
Republik Afrika Tengah yang merupakan negeri yang dikelilingi daratan yang kaya mineral, terjun ke dalam kekerasan di bulan Maret, ketika kelompok Seleka yang dipimpin Djotodia menggulingkan Presiden Christian François Bozize, yang naik ke kekuasaan juga melalui kudeta pada 2003.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Djotodia mengatakan, mereka menggulingkan mantan pemimpin karena kepemimpinan yang buruk, dan menambahkan bahwa dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama.
Perancis mengerahkan hampir 1.600 pasukan di bawah mandat PBB untuk memulihkan keamanan di negara bekas jajahannya.
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan Kamis (18/12), Human Rights Watch (HRW) itu menggambarkan milisi anti-Balaka sebagai “warga lokal dan tentara yang setia kepada pemerintah sebelumnya”.
Laporan ini menuduh milisi Kristen melakukan sejumlah kekejaman baru-baru ini terhadap komunitas Muslim. Djotodia mendesak semua warga negara untuk mengakhiri kekerasan sektarian dan merapatkan barisan.
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza
Republik Afrika Tengah adalah negeri yang diberkati dengan berbagai jenis mineral seperti uranium, emas, berlian, tembaga, dan lainnya. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Uni Eropa untuk Pertama Kali Kirim Vaksin Mpox ke Kongo