Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslim Imran: Lockdown di Palestina Lebih Buruk Dibanding Corona

sajadi - Senin, 20 April 2020 - 13:02 WIB

Senin, 20 April 2020 - 13:02 WIB

18 Views

Kuala Lumpur, MINA – Muslim Imran, pria asal Tepi Barat bercerita tentang situasi antara lockdown di Malaysia akibat virus corona atau Covid-19 dengan lockdown yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina.

Pria yang sudah tinggal di Kuala Lumpur sejak 2003 itu bercerita, banyak warga Malaysia yang merasa kesulitan hidup di bawah kebijakan Movement Control Order (MCO) atau semacam karantina wilayah karena wabah Covid-19.

Namun ia mengatakan, situasi itulah yang dihadapi sehari-sehari warga Palestina di bawah pendudukan Israel. Demikian dikutip dari Anadolu Agency (AA), Senin (20/4).

Imran yang juga menjabat Ketua Palestinian Cultural Organization of Malaysia (PCOM) itu menyatakan, pembatasan pergerakan dan hidup di bawah jam malam adalah teman mereka sehari-sehari di Palestina.

Baca Juga: Utusan Khusus Trump akan Kunjungi Gaza untuk Periksa Lokasi Distribusi Makanan

“Ini bukanlah hal baru bagi kami. Banyak dari kami hidup di bawah pendudukan dan jam malam dari Israel,” ujar Muslim Imran.

Imran mengatakan warga Palestina selama ini hidup kekurangan listrik. Di wilayah Tepi Barat dan Gaza, kata dia, bangsa Palestina tidak dapat menikmati listrik dalam 24 jam sehari karena sanksi Israel atas BBM.

Ia juga mengenang bagaimana pasukan Israel membatasi peziarah Palestina untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa.

Walaupun rumahnya hanya setengah jam dari Masjidil Aqsa, banyak warga berumur di bawah 50 tahun yang harus mendapatkan izin Israel dulu untuk ibadah.

Baca Juga: Presiden Finlandia Siap Akui Negara Palestina, Tunggu Usulan Resmi Kabinet

“Sehari-hari kami mengalami yang lebih buruk dari MCO di Palestina,” ujar Muslim.

Akibat lockdown Israel, kata Imran, warga Palestina hidup di bawah garis kemiskinan dan lebih dari 50 persen adalah pengangguran.

Namun Imran memahami hidup di bawah MCO bukanlah hal mudah. Segala akses transportasi dan pergerakan sangat dibatasi.

Imran pun turut bersimpati kepada warga Malaysia dan masyarakat dunia yang mengalami masa-masa sulit ini.

Baca Juga: Faksi-Faksi di Gaza Sambut Baik Deklarasi New York tentang Negara Palestina

Dia juga berdoa agar orang-orang yang terkena infeksi Covid-19 dapat segera sembuh.

“Kami bangsa Palestina berdoa agar pandemi ini segera berlalu,” ujar dia.

Malaysia mengumumkan kebijakan MCO sejak 18 Maret 2020. Aturan ini melarang warganya bepergian ke luar negeri dan menutup semua toko, kecuali yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari, untuk membendung lonjakan infeksi Covid-19.

Peraturan ini juga melarang kegiatan yang melibatkan massa, termasuk kegiatan keagamaan, olahraga, dan sosial budaya.

Baca Juga: Hamas: Perlawanan dan Persenjataan Merupakan Hak Nasional

Semua tempat ibadah ditutup dan toko-toko ditutup, kecuali yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Malaysia selanjutnya memperpanjang MCO hingga 28 April mendatang. (T/RE1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Ancam Cabut Izin Bantuan Udara Jika Kehancuran Gaza Diungkap ke Publik

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Palestina
Palestina
Palestina
Internasional