Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslim Imran: Lockdown di Palestina Lebih Buruk Dibanding Corona

sajadi - Senin, 20 April 2020 - 13:02 WIB

Senin, 20 April 2020 - 13:02 WIB

14 Views

Kuala Lumpur, MINA – Muslim Imran, pria asal Tepi Barat bercerita tentang situasi antara lockdown di Malaysia akibat virus corona atau Covid-19 dengan lockdown yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina.

Pria yang sudah tinggal di Kuala Lumpur sejak 2003 itu bercerita, banyak warga Malaysia yang merasa kesulitan hidup di bawah kebijakan Movement Control Order (MCO) atau semacam karantina wilayah karena wabah Covid-19.

Namun ia mengatakan, situasi itulah yang dihadapi sehari-sehari warga Palestina di bawah pendudukan Israel. Demikian dikutip dari Anadolu Agency (AA), Senin (20/4).

Imran yang juga menjabat Ketua Palestinian Cultural Organization of Malaysia (PCOM) itu menyatakan, pembatasan pergerakan dan hidup di bawah jam malam adalah teman mereka sehari-sehari di Palestina.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

“Ini bukanlah hal baru bagi kami. Banyak dari kami hidup di bawah pendudukan dan jam malam dari Israel,” ujar Muslim Imran.

Imran mengatakan warga Palestina selama ini hidup kekurangan listrik. Di wilayah Tepi Barat dan Gaza, kata dia, bangsa Palestina tidak dapat menikmati listrik dalam 24 jam sehari karena sanksi Israel atas BBM.

Ia juga mengenang bagaimana pasukan Israel membatasi peziarah Palestina untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa.

Walaupun rumahnya hanya setengah jam dari Masjidil Aqsa, banyak warga berumur di bawah 50 tahun yang harus mendapatkan izin Israel dulu untuk ibadah.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

“Sehari-hari kami mengalami yang lebih buruk dari MCO di Palestina,” ujar Muslim.

Akibat lockdown Israel, kata Imran, warga Palestina hidup di bawah garis kemiskinan dan lebih dari 50 persen adalah pengangguran.

Namun Imran memahami hidup di bawah MCO bukanlah hal mudah. Segala akses transportasi dan pergerakan sangat dibatasi.

Imran pun turut bersimpati kepada warga Malaysia dan masyarakat dunia yang mengalami masa-masa sulit ini.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Dia juga berdoa agar orang-orang yang terkena infeksi Covid-19 dapat segera sembuh.

“Kami bangsa Palestina berdoa agar pandemi ini segera berlalu,” ujar dia.

Malaysia mengumumkan kebijakan MCO sejak 18 Maret 2020. Aturan ini melarang warganya bepergian ke luar negeri dan menutup semua toko, kecuali yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari, untuk membendung lonjakan infeksi Covid-19.

Peraturan ini juga melarang kegiatan yang melibatkan massa, termasuk kegiatan keagamaan, olahraga, dan sosial budaya.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Semua tempat ibadah ditutup dan toko-toko ditutup, kecuali yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Malaysia selanjutnya memperpanjang MCO hingga 28 April mendatang. (T/RE1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Internasional
Dunia Islam
Internasional
Kolom
Kolom
Khadijah