Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslim Kashmir Perluas Perlawanan Hingga 22 September

Rudi Hendrik - Jumat, 16 September 2016 - 14:58 WIB

Jumat, 16 September 2016 - 14:58 WIB

498 Views

Srinagar, 14 Dzulhijjah 1437/16 September 2016 (MINA) – Agenda untuk memperluas dan memperpanjang protes perlawanan terhadap pendudukan India, diserukan oleh para pemimpin Muslim Kashmir hingga 22 September.

Seruan perlawanan bersama itu dikeluarkan oleh pemimpin pro-kemerdekaan Kashmir, termasuk Syed Ali Geelani, Mirwaiz Umar Farooq dan Muhammad Yasin Malik pada Kamis (15/9).

Seruan itu juga mengingatkan bahwa tidak akan ada waktu malam untuk bersantai, demikian media lokal Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.

Untuk Sabtu 17 September, para pemimpin telah menyerukan “pawai kebebasan” menuju distrik Kupwara, Kulgam dan Budgam.

Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel

“Dari jam sembilan pagi, semua (orang) dari Kashmir Utara, dari Baramulla dan Bandipora akan berpawai menuju Kupwara. Rakyat dari distrik Kashmir Selatan, dari Pulwama, Shopian, Islamabad akan berbaris menuju Kulgam. Rakyat dari Kashmir Tengah, Srinagar dan Ganderbal akan berjalan menuju Budgam,” kata para pemimpin itu dalam pernyataan bersama.

Untuk hari-hari berikutnya hingga tanggal 22 September, aksi kegiatan protes perlawanan terhadap pemerintah India sudah dipetakan rute dan waktunya.

“Tutup semua rute masuk ke lingkungan, desa dan daerah Anda dengan segala cara selama malam hari untuk melindungi rakyat pada umumnya dan remaja khususnya dari penggerebekan dan penangkapan oleh pasukan India dan polisi J & K (Jammu dan kashmir),” kata pernyataan itu teruntuk Muslim Kashmir di berbagai wilayah.

Pernyataan itu juga menyatakan agar masyarakat menyebarkan poster-poster agenda protes dan menempelkannya di pintu masuk setiap masjid, pintu gang, tempat-tempat di pasar, dan berbagai tempat lainnya.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Seruan itu juga melarang kendaraan pribadi masuk ke kawasan kamp perlawanan kecuali darurat medis. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun  

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam
Dunia Islam