Diaspora Muslim Uighur Sumbang Korban Tsunami Selat Sunda

Jakarta, MINA – Diaspora Masyarakat etnis muslim Uighur yang berada di luar negeri memberikan donasi dana kemanusiaan untuk korban Selat Sunda sebesar USD70.000 (atau sekitar Rp985,32 juta).

Sumbangan tersebut diserahkan oleh Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur), Seyit Tumturk, melalui dua organisasi kemanusiaan, yakni kepada Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebanyak USD20.000 atau sekitar Rp281,51 juta dan AQL Center sebanyak USD50.000 atau sekitar Rp703,79 juta.

“Kami ingin berpartisipasi membantu saudara-saudara kami yang terdampak bencana di Indonesia. Walau tidak seberapa, kami harap ini bisa bermanfaat dan menjadi pelipur lara bagi saudara-saudara terdampak,” ungkap Seyit saat memberikan secara simbolik dana kemanusiaan kepada ACT di bilangan Jakarta, Sabtu (12/1).

Seyit menuturkan ia dan segenap masyarakat diaspora Muslim Uighur di Turki turut berbela sungkawa atas bencana tsunami yang menimpa masyarakat Indonesia di Banten dan Lampung.

Seyit merupakan diaspora Muslim Uighur yang selama ini tinggal di Turki. Muslim Uighur adalah komunitas minoritas muslim yang bermukim di Xinjiang, Cina.

Krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Uighur selama puluhan tahun semakin memuncak selama lima tahun belakangan ini, terutama sejak kamp reedukasi dibangun pada 2014 di Xinjiang.

PBB menyatakan, pada Agustus 2018 lalu setidaknya ada satu juta warga Uighur yang dikungkung di kamp reedukasi tersebut, yang diduga menjadi tempat di mana warga Uighur direpresi.

Seyyit menyatakan, kehadirannya bersama dengan mantan tahanan di kamp reedukasi di Xinjang, Gulbakhar Cililova, ke Indonesia tidak terlepas dari animo kepedulian masyarakat Indonesia kepada warga Uighur yang ditunjukkan pada beberapa pekan lalu.

Menurut dia, selama puluhan tahun ini, tidak ada yang benar-benar menyuarakan penindasan yang dialami Uighur, atau membela nasib Uighur secara terang-terangan. Sampai pada akhir 2018 lalu, masyarakat Indonesia melakukan protes besar-besaran atas ketidakadilan yang dialami Uighur.

“Ini amat berarti bagi 35 juta dunia. Semua diaspora Uighur di mana pun menyaksikan sejarah baru ini, bahwa ada yang membela nasib mereka, yakni masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Seyit menyatakan dana bantuan kemanusiaan yang mereka berikan merupakan bentuk terima kasih, karena masyarakat Indonesia telah memberi dukungan moral kepada etnis Uighur yang ditindas.

“Saya atas nama 35 juta warga Uighur dunia, mengucapkan terima kasih kepada ACT dan kepada seluruh muslim Indonesia, yang telah mengambil tanggung jawab umat ini, dan menjadi contoh seluruh umat muslim di dunia. Semoga Allah meridai kita semua, tambahnya.

Senior Vice President ACT Syuhelmaidi Syukur mengungkapkan rasa syukurnya yang besar kedermawaanan diaspora Uighur kepada masyarakat Indonesia yang terdampak bencana. Meski mereka sendiri tengah dirundung krisis kemanusiaan, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kepedulian mereka untuk membantu masyarakat Indonesia.

Terkait dukungan kemanusiaan untuk Uighur sendiri, Syuhelmaidi menyampaikan ACT terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada diaspora Uighur di berbagai negara.

“Sampai saat ini kami sudah mengirim tim Sympathy of Solidarity (SOS) untuk Uighur I ke berbagai negara di mana diaspora Uighur berada, seperti Turki, Uzbekistan, Kirgistan, dan Kazakhstan,” jelasnya.(L/Mufi/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.