Jakarta, MINA – Asisten Deputi Pemberdayaan Kawasan dan Mobilitas Spasial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI, Ir. Mustikorini Indrijatiningrum, ME., mengatakan, desa adalah basis utama dalam mewujudkan ketahanan pangan.
“Dengan terwujudnya ketahanan pangan pada gilirannya akan berkontribusi terhadap Indonesia maju dan berdaulat,” ujar Indri saat diwawancarai wartawan Kantor Berita MINA, di Kantor Kemenko PMK Jakarta, Rabu (8/2).
Dia mengatakan, ketahanan pangan saat ini sudah menjadi urusan global yang sangat penting bagi keberlanjutan umat manusia. Terlebih adanya ancaman yang dihadapi dunia, yaitu krisis pangan, krisis energi, dan krisis ekonomi yang semakin dirasakan.
“Ini diperparah dengan meningkatnya kebutuhan pangan akibat pertumbuhan penduduk, dinamika geopolitik global, perubahan iklim dan alih fungsi lahan pertanian,” ujar Penulis ‘Buku Praktis: Dari Desa Membangun Ketahanan Pangan Kita’ itu.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
“Ini semua memerlukan perhatian dan upaya serius dalam memperkuat ketahanan pangan yang dimulai dari keluarga, desa, daerah, nasional hingga global,” imbuh Indri.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara agraris dan maritim dengan potensi kekayaan alam yang berlimpah, memiliki modal yang sangat besar untuk menjadi negara yang mandiri pangan dan sebagai lumbung pangan dunia.
Sumber daya alam ini, sebagian besar ada di desa. Untuk itu, desa harus mampu mengelola dan mengolah potensinya untuk memperkuat ketahanan pangan.
Indri menyarankan, perlunya melakukan terobosan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa, salah satunya dengan penguatan pemerintahan dan pembangunan desa.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Ditanya tentang peran pondok pesantren dalam ketahanan pangan, Indri mengatakan, perlunya sinergi antara pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan sosial, dengan masyarakat sekitar, pemerintahan desa, dan kemitraan terkait.
“Pondok pesantren yang umumnya berada di desa-desa, dengan keunggulan keagamaannya, pengasuh dan santri-santrinya, dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan lahan produktif, yang akan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya,” ujarnya.
Ia menyarankan Pondok Pesantren yang memang memiliki lahan memadai, dapat memulai mengelolanya dengan yang ada dan bisa dikerjakan. Jika sudah ada hasilnya, dan dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar, tentu akan menjadi percontohan dan dapat disupport oleh pemerintah setempat dan pihak-pihak terkait lainnya.
Pesantren diharapkan tidak hanya membentuk SDM yang berkarakter, tetapi sekaligus juga SDM yang memiliki skill enterpreuner. “Sehingga selepas mondok di Pesantren, para santri siap bekerja dan usaha mandiri, bahkan membuka lapangan kerja di kampung halamannya,” imbuhnya. (L/RS2/R1)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo