Nay Pyi Taw, MINA – Pemerintah Bangladesh dan Myanmar telah menandatangani kesepakatan untuk mengembalikan ratusan ribu pengungsi Rohingya yang berlindung di kota perbatasan Cox’s Bazar.
Kementerian Luar Negeri Myanmar mengkonfirmasi penandatanganan kesepakatan tersebut pada hari Kamis (23/11), tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Saya tidak menemukan pernyataan yang jelas bagaimana pengungsi ini akan dipulangkan. Saya tidak yakin apakah mereka akan diizinkan untuk kembali ke desa asal mereka,” kata aktivis Rohingya Nay San Lwin kepada Al Jazeera yang dikutip MINA.
“Sepertinya mereka akan ditempatkan di kamp-kamp sementara dan kemudian para pengungsi akan dikurung di kamp-kamp untuk waktu yang lama, seperti orang Rohingya di Sittwe sekarang sudah lebih dari lima tahun,” katanya.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Menteri Pemukiman Kembali dan Kesejahteraan Myanmar sebelumnya mengatakan, mereka akan memulangkan maksimal 300 pengungsi setiap hari. Jadi diperlukan waktu hingga dua dekade untuk memulangkan semua pengungsi tersebut.
Scott Heidler dari Al Jazeera melaporkan dari Yangon bahwa kesepakatan tersebut merupakan hasil tekanan internasional yang terus meningkat terhadap pemerintah Myanmar.
“Bagi Myanmar ini sangat penting karena menunjukkan beberapa kemajuan dalam krisis Rohingya ini,” kata Heidler.
Namun menurut San Lwin, pengungsi seharusnya tidak kembali jika kewarganegaraan dan hak dasarnya tidak dijamin.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Kesepakatan tersebut terjadi setelah pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh untuk menyelesaikan salah satu krisis pengungsi terbesar di masa modern itu. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara