Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Myanmar : Setidaknya 802 Orang Terbunuh Selama Protes Kudeta

sri astuti - Selasa, 18 Mei 2021 - 22:40 WIB

Selasa, 18 Mei 2021 - 22:40 WIB

2 Views

Rakyat Myanmar melakukan demostrasi tolak kudeta yang dilakukan Militer. (Foto : BBC)

Naypyidaw, MINA – Junta Militer Myanmar telah menewaskan enam orang lagi di negara itu, menambah jumlah korban tewas dalam protes terhadap kudeta yang terjadi sejak 1 Februari menjadi 802, menurut kelompok pemantau lokal.

Militer juga telah menahan setidaknya 4.120 orang sejauh ini, dengan 92 di antaranya telah dihukum, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan dalam laporannya pada Senin (17/5) malam, Anadolu melaporkan.

Pasukan Junta menggunakan “kendaraan sipil untuk menabrak para pengunjuk rasa, menyebabkan banyak yang terluka” di kota Dawei di Wilayah Tanintharyi.

Tujuh warga sipil juga ditangkap dan satu ditembak dengan peluru karet pada protes tersebut.

Baca Juga: Myanmar Identifikasi 180.000 Warga Rohingya di Bangladesh Layak Dipulangkan

“Pasukan Junta sekarang menggunakan metode brutal untuk menekan protes dengan menabrak warga sipil dengan mobil setiap hari,” kata AAPP.

Militer menembakkan artileri berat dan peluru tajam di berbagai daerah di kota Mindat di Negara Bagian Chin, menyusul penggerebekan besar-besaran di kota itu pada hari Ahad (16/5).

Beberapa rumah hancur dalam penggerebekan itu dan seorang “gadis 10 tahun yang bersembunyi di dalam sebuah rumah ditembak dan masih dalam kondisi kritis,” menurut laporan itu.

“Di Kotapraja Dagon Selatan, Wilayah Yangon, junta mengembalikan tubuh busuk dari seorang pria yang ditangkap pada 14 Mei. Tubuhnya dikembalikan dengan menunjukkan banyak luka yang konsisten dengan penyiksaan,” kata AAPP.

Baca Juga: Pengadilan Korea Selatan Kuatkan Pemakzulan Presiden, Yoon Suk Yeol Minta Maaf

“Wajahnya sangat memar, dengan seluruh mulutnya bengkak, dan giginya tampak patah. Junta mengikuti pemakaman dengan cermat, memastikan tidak ada foto yang diambil,” tambah AAPP.

Kelompok itu mengatakan anggota keluarga korban dipaksa untuk “menandatangani catatan medis palsu untuk menutupi kematian akibat penyiksaan dan menghancurkan bukti” kebrutalan junta.

AAPP menegaskan kembali bahwa rakyat Myanmar “tidak takut dengan ancaman junta dan akan terus berjuang untuk mengalahkan kediktatoran militer.”

“Rakyat tidak akan menerima negosiasi apapun, dan hanya akan menerima solusi yang meminta pertanggungjawaban penuh junta atas kematian lebih dari 800 warga sipil,” kelompok itu menegaskan. (T/R7/P1)

Baca Juga: Rusia-India Selesai Latihan Militer Gabungan di Teluk Benggala

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Korban Tewas Gempa Myanmar Meningkat Lebih dari 3.085 Orang

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Asia
Asia
Internasional