Amnesty Internasional: Situasi HAM di Myanmar Semakin Memburuk

London, MINA – Laporan khusus menyatakan, situasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Myanmar semakin memburuk.

Laporan dari pelapor khusus menyebutkan, warga Myanmar terus menderita karena memburuknya hak asasi manusia dan krisis kemanusiaan di bawah keperintahan junta militer.

Kudeta pada bulan Februari 2021 diikuti dengan semakin besarnya pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan, penindasan, pelanggaran hukum, dan kemiskinan. Bunyi laporan Amnesti, Jumat (13/10).

Pasukan junta militer merespons kerugian di lapangan dengan melakukan kampanye kekerasan terhadap warga sipil yang mencakup peningkatan serangan udara terhadap desa-desa dan pembakaran puluhan ribu rumah, lanjut laporan.

Pengungsian dan penderitaan manusia terus berlanjut dalam skala besar, diperburuk dengan pembatasan bantuan kemanusiaan yang dilakukan junta militer, imbuhnya.

Hampir 20.000 tahanan politik kini berada di balik jeruji besi dan banyak dari mereka mengalami penyiksaan dan kondisi yang mengerikan.

Sementara warga terus menghadapi pelanggaran hak asasi manusia sistematis di Myanmar dan kondisi yang memburuk dengan cepat di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh.

Dalam laporan ini, Pelapor Khusus menjelaskan kondisi di Myanmar yang harus menjadi perhatian serius bagi negara-negara anggota.

Amnesty Internasional menawarkan jalan ke depan bagi pendekatan internasional yang lebih efektif terhadap krisis ini.

Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB baru-baru ini menyerukan “pemikiran baru” untuk mengatasi krisis di Myanmar.

Pelapor Khusus membuat serangkaian rekomendasi dan mendesak negara-negara anggota untuk terus memperkuat dan mengoordinasikan tindakan mendukung rakyat Myanmar, yang telah menunjukkan keberanian dan kegigihan luar biasa untuk membela hak asasi manusia dan berupaya mengakhiri krisis ini. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.